Tahapan Perkembangan dan Karakteristik



A.    BATANG TUBUH TAHAPAN PERKEMBANGAN DAN KARAKTERISTIKNYA
1.      DEFINISI
Manusia mengalami perubahan-perubahan baik fisik maupun mental sepanjang hidupnya. Menurut Piaget pertumbuhan mental mengandung dua macam proses, yaitu perkembangan dan belajar. Perkembangan adalah perubahan struktur sedangkan belajar adalah perubahan isi.
Perkembangan adalah perubahan yang progresif dan kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu mulai lahir sampai mati. Pengertian lainnya yaitu: perubahan-perubahan yang dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik menyangkut fisik maupun psikis.[1]
Sistematis adalah perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling ketergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian-bagian organisme (fisik dan psikis) dan merupakan satu kesatuan yang harmonis. Sedangkan progresif merpakan perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, dan mendalam baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis). Dan berkesinambungan berarti perubahan pada bagian atau fungsi organisme berlangsung secara beraturan.[2]
Sejalan dengan pendapat di atas, Jamaris mengungkapkan bahwa perkembangan manusia secara psikologis merupakan suatu yang merujuk pada perubahan-perubahan tertentu yang terjadi dalam kehidupan manusia, sejak masa konsepsi sampai mati. Perubahan dalam perkembangan manusia terjadi secara berurutan dan setiap urutan perubahan mempunyai masa tertentu yang relative panjang, seperti masa usia dini, masa kanak-kanak, masa remaja, dan masa lanjut usia.[3]
Pengertian perkembangan berbeda dengan pertumbuhan. Jika pertumbuhan itu bersifat kuantitaif dan fisik, sedangkan perkembangan lebih bersifat kualitatif dan terpadu (fisik dan psikologis). Ini berarti bahwa perkembangan bukan sekedar penambahan beberapa sentimeter pada tinggi badan seseorang atau peningkatan kemampuan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari banyak struktur dan fungsi yang kompleks. Berikut beberapa definisi perkembangan menurut beberapa ahli yang tercantum dalam Sumanto :
a.       Lois hoffman CS mengungkapkan bahwa perkembangan adalah proses yang terjadi dalam diri individu sepanjang rentang kehidupan
b.      Lerner berpendapat bahwa perkembangan menunjukkan perubahan yang sistematik atau terorganisir dalam diri individu
c.       Mussen cs mengungkapkan bahwa perkembangan adalah perubahan yang terjadi pada fisik, struktur neurologis, perilaku, traits (ciri sifat), yang terjadi secara teraur dan masuk akal dan menghasilkan yang baru, yang lebih baik, lebih sehat, lebih terorganisir, lebih stabil, lebih kompleks, lebih kompeten dan lebih efisien[4].
Periodisasi perkembangan adalah penahapan rentang kehisupan manusia yang ditandai oleh cirri-ciri atau pola-pola tingkah laku tertentu. Meskipun masing-masing anak mempunyai masa perkembangan yang berlainan satu sama lain, apabila dipandang secara umum, ternyata terdapat tanda-tanda atau cirri-ciri perkembangan yang hampir sama antara anak yang satu dengan lainnya.[5]
Selain beberapa definisi mengenai perkembangan di atas, terdapat teori-teori perkembangan antara lain:

a.       Perkembangan menurut aliran-aliran psikologi
1)      Perkembangan menurut aliran asosiasi
Para ahli yang mengikuti aliran asosiasi berpendapat bahwa pada hakikatnya perkembangan itu adalah proses asosiasi. Bagi para ahli yang mengikuti aliran ini yang primer adalah bagian-bagian, bagian-bagian ada lebih dulu, sedangkan keseluruhan ada kemudian. Bagian-bagian itu terikat satu sama lain menjadi suatu keseluruhan oleh asosiasi. Salah seorang tokoh aliran asosiasi yang terkenal adalah John Locke.
2)      Perkembangan menurut aliran psikologi gestalt
Pengikut-pengikut aliran psikologi gestalt memiliki konsep yang berlawanan dengan konsepsi yang dikemukakan oleh para ahli yang mengikuti aliran asosiasi. Menurut para ahli yang mengikuti yang mengikuti aliran gestalt, perkembangan itu adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi itu yang primer adalah keseluruhan, sedangkan bagian-bagian adalah sekunder. Bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan dalam fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Keseluruhan ada terlebih dahulu kemudian disusul oleh bagian-bagiannya.
3)      Perkembangan menurut aliran sosiologis
Para ahli yang mengikuti aliran sosiologisme menganggap bahwa perkembangan adalah proses sosialisasi. Anak manusia mula-mula bersifat a-sosial (pra-sosial) yang kemudian dalam perkembangannya sedikit demi sedikit mensosialisasikan. Perkembangan merupakan suatu proses sosialisasi dalam bentuk imitasi yang berlangsung dengan adapatasi (penyesuaian) dan seleksi.
b.      Perkembangan menurut teori nativisme, empirisme, dan konvergensi
1)      Teori nativisme
Para ahli aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh pembawaannya. Pelopor teori ini adalah Arthur Schopenhauer (1788-1860) yang mengemukakan bahwa manusia yang baru dilahirkan telah memiliki bakat dan pembawaan, baik karena berasal dari keturunan orang tuanya, nenek moyangnya ataupun karena memang ditakdirkan demikian. Manakala pembawaannya itu baik, makan baik pula anak tersebut. Begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, menurut aliran ini perkembangan tidak dapat diubah dan senantiasa berkembang dengan sendirinya. Pendidikan, penagalaman atau segala pengaruh dari luar dianggap tak berdaya mengubah kekuatan-kekuatan yang dibawa sejak lahir atau pembawaan, dengan kata lain yakni tidak berpengaruh apa-apa.
Dalam ilmu pendidikan, pandangan seperti ini disebut “pesimis pedagogis” atau “biologisme”, karena mementingkan kehidupan pembawaan individu saja, tanpa memperhatikan pengaruh-pengaruh dari luar. Di samping itu, aliran ini disebut dengan negativisme, karena serba menafikan atau menegatifkan segala yang datang dari luar. Meskipun teori ini dikatakan sebagai teori kuno, namun pengaruhnya sangat besar sampai abad modern ini.
2)      Teori empirisme
Aliran empirisme merupakan kebalikan dari aliran natibisme, dengan tokoh utama John Locke. Nama asli aliran ini adalah “The school of british empiriscm” (aliran empirisme inggris). Akan tetapi aliran ini lebih berpengaruh pada para pemikir Amerika Serikat, sehingga melahirkan sebuah aliran filsafat bernama “environmentalism” (aliran lingkungan). Aliran empirisme mengemukakan bahwa anak yang baru lahir laksana kertas kosong (blank slate/blank table) yang putih bersih atau semacam tabula rasa (tabula = meja, rasa = lilin), yaitu meja yang bertutup lapisan lilin. Kertas putih dapat ditulis dengan tinta warna apapun dan warna tulisannya akan sama dengan warna tinta tersebut.
Teori tabula rasa ini diperkenalkan oleh John Locke mengungkapkan pentingnya pengaruh pengalaman dan lingkungan terhadap perkembangan anak. Ketika dilahirkan seorang anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan yang berasal dari lingkungan. Orang tua menjadi tokoh penting yang mengatur rangsangan-rangsangan dalam mengisi secarik kertas yang bersih ini.
3)      Teori konvergensi
Tokoh teori konvergensi adalah Louis William Stern (1871-1938). Teori ini merupakan gabungan dari kedua teori di atas yang menyatakan bahwa pembawaan dan pengalaman memiliki peranan dalam mempengaruhi dan menentukan perkembangan individu. Faktor pembawaan tidak akan maksimal tanpa faktor pengalaman. Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa faktor pembawaan tidak akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan.
Di indonesia sendiri, teori konvergensi inilah yang dapat diterima dan dijadikan pedoman seperti yang diungkapkan oleh Ki Hadjar Dewantara. Dasar dan keadaan ini kedua-duanya saling mempengaruhi, sehingga garis dasar – keadaan itu selalu tarik menarik dan akhirnya menjadi satu. Jadi, dapat dikatakan bahwa kedua faktor yaitu pembawaan dan lingkungan tersebut saling berinteraksi dalam perkembangan anak[6].
2.      KONSEP UTAMA
Santrock menjelaskan bahwa perkembangan manusia memiliki tujuh karakteristik dasar yaitu :[7]
a.       Perkembangan berlangsung sepanjang hidup
Perkembangan manusia berlangsung sepanjang hidup, sejak masa konsepsi sampai mati. Perkembangan manusia terjadi sangat pesat pada usia dini. Pada usia selanjutnya perkembangan tersebut tetap berlangsung dengan pesat sampai anak mencapai usia dewasa.
b.      Perkembangan manusia bersifat multidimensional
Perkembangan yang terjadi pada diri manusia mencakup berbagai dimensi, yaitu dimensi biologis, dimensi kognitif, dimensi sosialemosional, dimensi intelegensi, dan lain-lain.
c.       Perkembangan manusia bersifat multidireksional
Perkembangan manusia pada dimensi tertentu dapat berkembang dengan pesat sementara pada dimensi lain menurun. Misalnya, seorang dewasa dapat bertindak bijaksana dengan menggunakan kematangan intelektual dan pengalaman yang dimilikinya dan dapat mengambil keputusan yang tepat, akan tetapi pada waktu melakukan kegiatan yang membutuhkan ingatan dalam memproses informasi, ia tidak melakukannya dengan baik.
d.      Perkembangan manusia bersifat fleksibel
Perkembangan manusia ditentukan oleh berbagai kondisi yang dialaminya sepanjang hidupnya. Oleh sebab itu, perkembangan manusia mengikuti berbagai alur perkembangan.
e.       Perkembangan manusia mengandung sejarah perkembangan
Perkembangan seorang individu sangat dipengaruhi oleh sejarah perkembangan hidupnya. Misalnya, perkembangan individu yang hidup di alam penuh kekerasan akan diwarnai oleh depresi. Keadaan ini berbeda dengan individu yang hidup di alam yang damai dan sejahtera, individu ini akan lebih bersifat optimistik.
f.       Studi tentang perkembangan manusia bersifat multidisiplin
Studi tentang perkembangan manusia melibatkan berbagai ahli dari berbagai disiplin ilmu, seperti psikologi, sosiologi, antropologi, neurosains, pendidikan, peneliti ahli di bidang medis dan berbagai ilmu yang terkait. Semuanya memberikan masukan dalam membuka rahasia perkembangan manusia.
g.      Perkembangan manusia bersifat kontekstual
Manusia memberikan respons dan bertindak berdasarkan konteks, yang mencakup kebutuhan biologis, lingkungan fisik, lingkungan sosial, sejarah dan konteks kebudayaan. Secara sederhana, dapat diungkapkan bahwa manusia berubah sejalan dengan perubahan yang terjadi di dunia sekitarnya.
Hurlock mengungkapkan 10 fakta dasar mengenai perkembangan yang biasanya disebut prinsip-prinsip perkembangan, antara lain:[8]
a.       Perkembangan melibatkan perubahan
Banyak orang menggunakan istilah “pertumbuhan dan perkembangan” secara bergantian. Dalam kenyataan kedua istilah itu berbeda, walaupun dapat dipisahkan, namun keduanya tidak berdiri sendiri.
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yaitu peningkatan ukuran dan struktur. Tidak saja anak itu menjadi lebih besar secara fisik, tetapi ukuran dan struktur organ dalam dan otak meningkat. Akibatnya adanya pertumbuhan otak, anak itu mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat, dan berpikir. Anak tumbuh, baik secara mental maupun fisik.
Sebaliknya, perkembangan berkaitan dengan perubahan kualitatif dan kuantitatif. Ia dapat didefinisikan sebagai deretan progresif dari perubahan yang teratur dan koheren. Progresif menandai bahwa perubahannya terarah, membimbing mereka maju dan bukan mundur. Teratur dan koheren menunjukkan adanya hubungan nyata antara perubahan yang terjadi dan yang telah mendahului atau yang akan mengikutinya.
Manusia tidak pernah statis dari saat pembuahan sampai pada kematian. Piaget menyatakan bahwa suatu organisme yang menjadi matang bukan statis melainkan mengalami perubahan yang progresif dan berkesinambungan sebagai tanggapan terhadap kondisi pengalaman dan perubahan ini menghasilkan suatu interaksi jaringan yang rumit.
Adapun jenis perubahan yang dialami manusia sebagai bentuk dari proses perkembangan itu sendiri antara lain:
1)      Perubahan ukuran
Perubahan ukuran yang dimaksud adalah perubahan fisik dalam tinggi, berat, organ dalam dan sekelilingnya serta perubahan mental dalam memory, penalaran, persepsi, dan imajinasi kreatif.
2)      Perubahan proporsi
Anak-anak bukanlah miniature orang dewasadalam proporsi fisiknya. Mereka juga tidak memiliki miniatur mental orang dewasa. Kemampuan imajinatif mereka berkembang lebih baik daripada kemampuan penalarannya, sedangkan pada orang dewasa justru sebaliknya.
3)      Hilangnya ciri lama
Bila cirri fisik tertentu, misalnya kelenjar thymus setelah pubertas dan rambut serta gigi bayi kehilangan kegunaannya, cirri itu secara bertahap mengalami atrofi, seperti halnya beberapa cirri bawaan psikologis dan perilaku misalnya gerak dan bicara bayi serta imajinasi yang sangat luas.
4)      Mendapatkan ciri baru.
Beberapa cirri fisik dan mental baru berkembang dari kematangan dan beberapa lainnya berkembang  dari hasil belajar dan pengalaman. Cirri fisik yang baru termasuk gigi tetap dan karakteristik jenis kelamin primer dan sekunder; cirri mental yang baru termasuk perhatian dalam seks, standar moral, dan keyakinan agama.


b.      Perkembangan awal lebih kritis ketimbang perkembangan selanjutnya
Jauh sebelum studi ilmiah tentang anak dilakukan, kenyataan yang telah diterima ialah tahun-tahun pertama merupakan saat yang kritis bagi perkembangan anak.
Kebanyakan psikolog anak telah mengatakan bahwa tahun-tahun pra sekolah, dari usia sekitar 2 sampai 5 tahun adalah paling penting, kalau tidak ada yang terpenting dari seluruh tahapan perkembangan, dan suatu analisis fungsional tahapan tersebut jelas menunjukkan kesimpulan yang sama. Tidak dipungkiri lagi itulah periode diletakkannya dasar struktur perilaku kompleks yang dibangun sepanjang kehidupan anak.
Dengan meningkatnya bukti yang menunjukkan bahwa dasar awal cenderung bertahan dan mempengaruhi sikap dari perilaku anak sepanjang hidupnya, maka lebih jelas lagi mengapa dasar awal sangat penting. Terdapat empat pembuktian yang membenarkan pendapat ini:
1)      Hasil belajar dan pengalaman semakin memainkan peran dominan dalam perkembangan dengan bertambahnya usia anak, mereka dapat diarahkan ke dalam saluran yang akan membawa ke arah penyesuaian yang baik.
2)      Dasar awal cepat berkembang menjadi pola kebiasaan, hal itu akan mempunyai pengaruh sepanjang hidup dalam penyesuaian pribadi dan sosial anak itu.
3)      Bertentangan dengan keyakinan populer, anak-anak tidak melepaskan ciri bawaan yang tidak disukai dengan bertambahnya usia mereka.
4)      Adakalanya diinginkan perubahan dalam apa yang diajarkan, semakin cepat perubahan ini dibuat, semakin mudah bagi anak-anak dan akibatnya mereka semakin lebih mau pula bekerja sama dalam mengadakan perubahan itu.
c.       Perkembangan merupakan hasil proses kematangan dan belajar
Proses kematangan intrinsic adalah terbukanya karakteristik yang secara potensial ada pada individu yang berasal dari warisan genetic individu.
Belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan menggunakan sumber yang diwariskan. Akan tetapi, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk belajar.
Kematangan dan belajar sangat erat hubungannya; masing-masing saling mempengaruhi. Untuk itu stimulasi berupa rangsangan yang tepat harus senantiasa diberikan pada anak dengan catatan bahwa anak harus siap. Betapapun banyaknya rangsangan yang diterima anak, mereka tidak dapat belajar samapai perkembangan mereka siap untuk melakukannya. Bila anak belum siap belajar, upaya mengajar mereka membuang-buang waktu dan tidak ada gunanya.
d.      Pola perkembangan dapat diramalkan
Terdapat urutan pola yang sama dalam perkembangan pascalahir, walaupun laju perkembangan individu akan lebih bervariasi dalam periode pascalahir daripada pralahir. Dari banyak bukti pola perkembangan fisik yang teratur dan dapat diramalkan semasa kehidupan pra dan pasca lahir.
Terdapat dua hukum rangkaian pengarahan perkembangan: hukum chepalocaudal dan hukum proximodistal. Menurut hukum chepalocaudal, perkembangan menyebar ke seluruh tubuh dari kepala ke kaki. Ini berarti bahwa kemajuan dalam struktur dan fungsi pertama-tama terjadi di bagian kepala, kemudian badan, ddan terakhir di bagian kaki. Menurut hukum proximodistal, perkembangan bergerak dari yang dekat ke yang jauh, keluar dari sumbu pusat tubuh menuju ke ujung-ujungnya.
e.       Pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan
Tidak saja pola perkembangan yang dapat diramalkan, tetapi ia juga mempunyai karakteristik tertentu yang sama dan dapat diramalkan. Ini berlaku baik untuk pola perkembangan mental maupun perkembangan fisik. Semua anak mengikuti pola perkembangan yang sama dari satu tahap menuju tahap berikutnya. Bayi berdiri sebelum dapat berjalan, dan menggambar lingkaran sebelum segiempat. Tidak pernah terjadi kebalikan urutan normal tersebut. Pola umum tidak berubah sekalipun terdaat variasi individu dalam kecepatan perkembangan. Perkembangan berlangsung secara berkesinambungan sejak saat pembuahan hingga kematian, tetapi ia terjadi dalam berbagai kecepatan kadang-kadang cepat kadang-kadang perlahan.
f.       Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan
Walaupun pola perkembangan sama bagi semua anak, setiap anak mengikuti pola yang dapat diramalkan dengan cara dan kecepatannya sendiri. Beberapa anak berkembang dengan lancar, bertahap, dan langkah demi langkah, sedangkan yang lain bergerak dalam kecepatan melonjak. Beberapa diantaranya menunjukkan sedikit penyimpangan, sedangkan pada yang lain banyak terjadi penyimpangan. Oleh karena itu, semua anak tidak mencapai titik perkembangan yang sama pada usia yang sama.
g.      Periode pola perkembangan
Walaupun pola perkembangan berlangsung secara berkesinambungan, terdapat bukti bahwa pada berbagai usia cirri bawaan tertentu lebih menonjol daripada yang lain karena perkembangannya terjadi lebih cepat. Oleh karena itu, dimungkinkan untuk menandai periode utama yang ditunjukkan oleh jenis perkembangan tertentu yang membayangi lainnya. Karena adanya variasi individual, batas usia untuk periode ini hanya dapat diramalkan secara kasar.
h.      Pada setiap periode perkembangan terdapat harapan sosial
Dalam setiap kelompok budaya, pengalaman telah menunjukkan bahwa orang dapat mempelajari pola perilaku dan keterampilan tertentu dengan lebih mudah dan berhasil pada usia-usia tertentu ketimbang saat lainnya.
i.        Setiap bidang perkembangan mengandung bahaya yang potensial
Walaupun pola perkembangan bergerak normal, kadang-kadang pada setiap usia terdapat bahaya di beberapa bidang perkembangan yang mengganggu pola normal ini. Beberapa bahaya ini berasal dari lingkungan sedangkan yang lain timbul dari dalam diri.
j.        Kebahagiaan bervariasi pada berbagai periode perkembangan.
Sesuai dengan tradisi, masa kanak-kanak merupakan periode kehidupan yang paling membahagiakan. Tradisi ini telah dipertegas dengan hal lain bahwa masa kanak-kanak harus bahagia, waktu yang bebas dan aman untuk menjamin penyesuaian yang baik dalam hidup kedewasaan. Dewasa ini, terdapat banyak bukti yang menunjukkan bahwa keyakinan tersebut tidak benar dan bagi banyak anak, hal itu justru berlawanan.
Studi mengenai kebahagiaan di masa kanak-kanak telah mengungkapkan bahwa bagi beberapa anak, masa kanak-kanak adalah saat bahagia, sedangkan bagi yang lain merupakan masa yang tidak bahagia. Laporan retrospektif mengenai kebahagiaan pada berbagai usia yang dilakukan orang dewasa telah menunjukkan hasil yang serupa.
Beberapa orang dewasa ingat bahwa masa kanak-kanak mereka merupakan masa yang paling bahagia dalam kehidupan mereka. Sebaliknya laporan retrospektif dari beberapa orang dewasa telah menunjukkan bahwa ingatan yang tidak menyenangkan membayangi kebahagiaannya dan bahkan mereka tidak ingin kembali ke masa kanak-kanak.
Elizabeth B. Hurlock juga mengemukakan beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya perkembangan (cause of development) yaitu :


a.       Kematangan (maturation)
Perkembangan fisik dan mental adalah sebagian besar akibat dari kodrat yang telah menjadi bawaan dan juga dari latihan serta pengalaman si anak. Kodrat ini diperoleh dari turunan perkembangan dan menimbulkan pertumbuhan yang terlihat, meskipun tanpa dipengaruhi oleh sebab-sebab nyata dari lingkungan. Pertumbuhan karena kodrat terkadang timbulnya sacara tibatiba. Sikapnya berubah terhadap lain jenis; pada pemuda menjadi tergila-gila dengan gadis dan pada gadis yang tergila-gila pada pemuda sebagai kebalikan dari kebencian yang terjadi pada masa sebelumnya.
Prinsip ini berpendapat bahwa usaha belajar tergantung pada tingkat kematangan yang dicapai anak. Hal ini berarti bahwa tidak ada gunanya melakukan usaha belajar jika yang bersangkutan belum matang untuk melakukan usaha tersebut. Ini juga berarti tidak perlu memaksa anak usia dini belajar membaca sebelum kematangannya untuk belajar membaca datang.
Pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan perhatian yang serius. Pertumbuhan dan perkembangan bukan usaha yang timbul dengan sendirinya, tetapi untuk menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan yang baik diperlukan adanya perhatian berupa perawatan fisik dan psikis maupun bimbingan dari orang tua, guru dan masyarakat. Hal ini menginat karena merupakan awal terbentuknya organ-organ tubuh individu dan tersusunnya jaringan syaraf yang membentuk sistem yang lengkap.
b.      Belajar dan latihan (learning)
Penyebab terjadinya perkembangan yang kedua adalah dengan melalui proses belajar atau latihan. Disini terutama termasuk usaha anak sendiri baik dengan atau tidak dengan melalui bantuan orang dewasa.
c.       Kombinasi kematang dan belajar (interaction of maturation and learning)
Kedua faktor penyebab kematangan dan belajar atau latihan itu tidak berlangsung sendiri-sendiri, tetapi bersama-sama dan saling membantu. Biasanya melalui suatu latihan yang tepat dan terarah dapat menghasilkan perkembangan yang maksimum, tetapi terkadang meskipun bantuan kuat dan usahanya efektif tidak berhasil seperti yang diinginkan, jika batas perkembangannya lekas tercapai atau daya berkembangnya sangat terbatas. Kematangan selain berfungsi sebagai pemberi bahan mentah yang berupa potensi-potensi yang siap untuk dilatih/dikembangkan, juga sebagai penentu batas atau kualitas perkembangan yang akan terjadi.
Proses perkembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dala Sumanto dijelaskan sebagai berikut :
a.       Bakat atau pembawaan
Anak dilahirkan dengan membawa bakat-bakat tertentu. Bakat ini dapat diumpamakan sebagai bibit kesanggupan atau bibit kemungkinan yang terkandung dalam diri anak. Setiap individu memiliki bermacam-macam bakat sebagai pembawaannya seperti bakat musik, seni, agama, akal, yang tajam dan sebagainya. Heriditas tidak hanya menyediakan fasilitas bagi anak yang baru lahir untuk menyeseuaikan diri dengan dunianya, lebih dari itu heriditas akan mengatur waktu jalannya perkembangan pada tahun-tahun mendatang.
Faktor lain yang termasuk pembawaan adalah insting. Dorongan adalah kodrat hidup yang mendorong manusia melaksanakan sesuatu atau bertindak pada saatnya. Sedangkan insting atau naluri adalah kesanggupan atau ilmu tersembunyi yang menyuruh atau membisikkan kepada manusia bagaimana cara-cara melaksanakan dorongan batin. Dengan kata lain, insting adalah suatu sifat yang dapat menimbulkan perbuatan yang menyampaikan pada tujuan tanpa didahului dengan latihan. Kemampuan insting ini pun merupakan pembayaran sejak lahir yang dalam psikologi kemampuan ini termasuk kapabilitas, yaitu kemampuan melakukan sesuatu dengan tanpa melalui belajar. Jenis-jenis tingkah laku manusia yang digolongkan insting antara lain :
1)      Melarikan diri karena perasaan takut
2)      Menolak karena jijik, tidak suka, tidak nyaman
3)      Ingin tahu karena perasaan heran
4)      Melawan karena dimusuhi
5)      Merendahkan diri karena perasaan ingin meninggikan orang lain
6)      Meninggikan diri karena perasaan harga diri
7)      Mengasihi karena adanya perasaan belas kasihan
8)      Berhubungan seks karena perasaan birahi (dorongan nafsu)
9)      Menambah-nambah karena perasaan tidak puas
10)  Menyapa karena ingin bergaul/bermasyarakat
11)  Membangun/memperbaiki karena ingin mendapat kemajuan
12)  Menarik perhatian orang lain karena ingin diperhatikan
b.      Sifat-sifat keturunan
Sifat-sifat keturunan yang individu diturunkan dari orang tua atau nenek moyang yang bersifat fisik dan mental. Menegani fisik misalnya bentuk muka, bentuk hidung, bentuk badan ataupun sutau penyakit. Sedangkan mengenai mental misalnya sifat pemalas, pemarah, pendiam, dan sebagainya. Dengan demikian jelaslah bahwa sifat-sifat keturunan ikut menentukan perkembangan seseorang. Meskipun demikian, karena sifat-sifat keturunan seseorang seumpama bibit, yang tumbuhnya dapat dipengaruhi dan dipupuk ke arah yang baik atau yang buruk, maka ini berarti bahwa pendidikan dan lingkungan dapat menghambat tumbuhnya sifat-sifat yang buruk dan mengembangkan sifat-sifat yang baik.
c.       Pengalaman
Pengalaman dengan heriditas fisik merupakan dasar perkembangan struktur kognitif. Dalam hal ini sering kali disebut sebagai pengalaman fisis dan logika matematis. Kedua pengalaman ini secara psikologis berbeda. Pengalaman fisis melibatkan objek yang kemudian membuat abstraksi dari objek tersebut. Sedangkan pengalaman logika matematis merupakan pengalaman dimana diabstraksikan bukan dari objek melainkan dari akibat tindakan terhadap objek (abstraksi reflektif)
d.      Transmisi sosial
Transmisi sosial digunkan untuk mempresentasikan pengalaman budaya terhadap pola berpikir anak. Penjelasan dari guru, penjelasan orang tua, informasi dari buku, meniru merupakan bentuk-bentuk transmisi sosial. Kebudayan memerikan alat-alat yang penting bagi perkembangan kognitif seperti dalam berhitung atau membaca, dapat menerima transmisi sosial apabila anak ada dalam keadaan mampu menerima insormasi. Untuk menerima informasi itu terlebih dahulu anak harus memiliki struktur kognitif yang memungkinakn anak dapat mengasimilasikan dan mengakomodasikan informasi tersebut.
e.       Ekuilibrasi
Ekuilibrasi merupakan suatu keadaan dimana diri individu akan terdapat proses ekuilibrasi yang mengintegrasikan ketiga faktor tadi, yaitu hereditas, pengalalamn dan transmisi sosial. Alaasan yang memperkuat adanya ekuilibrasi yaitu dimana anak secara aktif berinteraksi dengan lingkungan. Sebagai akibat dari interaksi itu anak berhadapan dengan gangguan atau kontradiksi yaitu apabila situasi pada pola penalaran yang lama tidak dapat menanggapi stimulus. Kontradiksi ini menimbulkan keadaan menjadi tidak seimbang. Dalam keadaan ini individu secara aktif mengubah pola penalarannya agar dapat mengasimilasikan dan mengakomodasikan stimulus baru yang disebut ekuilibrasi[9].
B.     APLIKASI DALAM PENDIDIKAN DI PAUD
Aplikasi tahapan perkembangan dan karakteristik pendidikan anak usia dini ada berbagai macam. Adapun aplikasi tahapan perkembangan dan karakteristik yang diterapakan di PAUD anatara lain:
a.       Seorang guru mampu menggambarkan perubahan yang terjadi pada manusia seiring dengan pertambahan usia dan pengalaman dalam pertumbuhan fisik, berpikir, dan kepribadian. Sehingga penerapannya bisa pada pemberian stimulasi yang tepat sesuai dengan tahapan usianya dengan memperhatikan aspek fisik, pemikiran dan kepribadian tersebut.
b.      Guru dapat membandingkan manusia dari berbagai latar belakang (misal pola asuh, keturunan, lingkungan, dan sebagainya). Penerapannya lebih pada perlakuan guru pada setiap anak dengan memperhatikan latar belakang masing-masing anak, sehingga bisa memperlakukan anak secara tepat.
c.       Guru sanggup menjelaskan perubahan-perubahan perkembangan dan keurutan menurut prinsip, aturan, teori dan mekanisme. Hal ini lebih pada bagaimana seorang guru dapat membawa pengetahuan tersebut sebagai dasar untuk menyusun kegiatan dan evaluasi dengan merujuk pada pengetahuan yang telah didapatkan. Sehingga hasil asesmen maupun evaluasi menjadi tidak salah persepsi.
d.      Guru dapat memprediksi pola perkembangan, sehingga dapat ditemukan cara mengontrolnya dan memungkinkan diberikannya intervensi. Kita ketahui bahwa dalam menghadapi anak usia dini tidak selamanya berjalan dengan lancar sesuai dengan kehendak kita. Ada beberapa anak ataupun sebuah kejadian yang tidak umum yang kita temui dalam kelas. Hal tersebut membuat seorang guru harus mengetahui cara mengontrol dan memberikan intervensi apabila pola perkembangan yang dialami anak tidak sesuai dengan tahapannya.
e.       Guru dapat menghubungkan penemuan-penemuan dari psikologi perkembangan dengan disiplin ilmu yang lain.  Pengetahuan  ini sangat berarti dalam hal stimulasi, intervensi, ataupun kegiatan lain yang berhubungan dengan pendidikan anak usia dini. Hal ini menjadi penting karena telah kita ketahui bahwa PAUD ini tersusun dari multidisiplin ilmu.


[1] Pengertian dan cirri-ciri perkembangan http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/194412051967101-KOKO_DARKUSNO_A/PENGERTIAN_DAN_CIRI_PERKEMBANGAN.pdf
[2]Martini Jamaris, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2013), h. 16
[3] Ibid.,
[4] Sumanto, Psikologi Perkembangan. (Yogyakarta: Center of Academic Publishing Service, 2014), h.3
[5] Sumanto, op.cit.,  h. 73
[6] Sumanto, op.cit., h. 63-71
[7] Martini Jamaris, op. cit., hh. 16-17.
[8] Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Edisi Keenam, (Jakarta: Erlangga, 1987), hh. 23- 44
[9] Sumanto, op.cit., h. 55-58.

Komentar