Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini



A.      DEFINISI
Menurut Jackman bahasa adalah bahasa manusia melalui ucapan lewat simbol yang ditulis untuk diucapkan atau digunakan untuk berkomunikasi. Sedangkan Genishi dan Dyson dalam Jackman bahasa adalah ekspresi budaya, yang seperti budaya itu sendiri, memiliki beberapa aspek dan kegunaan. Menurut Jackman perkembangan bahasa adalah urutan yang dapat diprediksi. Hal itu terkait, namun tidak terikat dengan usia kronologis. Proses perkembangan ini mencakup pengiriman dan penerimaan informasi. penting untuk diingat bahwa bahasa dipelajari melalui penggunaan. Perkembangan bahasa sebagai salah satu dari kemampuan dasar yang harus dimiliki anak, sesuai dengan tahapan usia dan karakteristik perkembangannya. Perkembangan adalah suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berinteraksi seperti biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Bahasa adalah suatu sistem simbol untuk berkomunikasi yang meliputi fonologi (unit suara), morfologi (unit arti), sintaksis (tata bahasa), semantik (variasi arti), dan pragmatik (penggunaan) bahasa. Dengan bahasa, anak dapat mengkomunikasikan maksud, tujuan, pemikiran, maupun perasaannya pada orang lain.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perkembangan bahasa adalah urutan perkembangan yang dapat diprediksi, perkembangan bahasa tidak terikat dengan usia kronologis. Proses perkembangan ini mencakup bahasa reseptif dan ekspresif, dimana reseptif terdiri dari menyimak dan berbicara sedangkan ekspresif terdiri dari membaca dan menulis. Dalam membahas  perkembangan bahasa sangat penting untuk selalu mengingat bahwa bahasa terdiri dari sistem aturan, seperti fonologi (bunyi), morfologi (penguasaan pembentukan kata-kata), sintaksis (penguasaan tata bahasa), leksikal (perluasan kekayaan kata-kata), semantik (penguasaan arti bahasa), dan pragmatik (penguasaan aturan-aturan berbicara) sehingga bisa mengetahui perubahan-perubahan apa saja yang terjadi pada sistem aturan tersebut pada usia tertentu.
1.         Konsep Teori Perkembangan Bahasa
Perkembangan bahasa pada anak tidak terlepas dari berbagai teori yang dikemukakan para ahli. Pemahaman akan berbagai teori dalam perkembangan bahasa dapat mempengaruhi dalam menerapkan metode yang tepat bagi implementasi terhadap perkembangan bahasa anak itu sendiri sehingga diharapkan pendidik mampu mencari dan membuat bahan pengajaran yang sesuai dengan tingkat usia anak. Adapun beberapa teori yang menyangkut dalam perkembangan bahasa menurut Marry (2007) adalah: 
1)      Teori Behavioristik oleh Skinner, mendefinisikan bahwa pembelajaran dipengaruhi oleh perilaku yang dibentuk oleh lingkungan eksternalnya, artinya pengetahuan merupakan hasil dari interaksi dengan lingkungannya melalui pengkondisian stimulus yang menimbulkan respon. Perubahan lingkungan pembelajaran dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku anak secara bertahap. Perilaku positif jika diperkuat cenderung untuk diulangi lagi karena pemberian penguatan secara berkala dan disesuaikan dengan kemampuan anak akan efektif untuk membentuk perilaku anak. Latihan yang diberikan kepada anak harus dalam bentuk pertanyaan (stimulus) dan jawaban (respon) yang dikenalkan anak melalui tahapan-tahapan, mulai dari yang sederhana sampai pada yang lebih rumit contoh: sistem pembelajaran drilling. Anak akan memberikan respon pada setiap pembelajaran dan dapat segera memberikan balikan. Di sini Pendidik perlu memberikan penguatan terhadap hasil kerja anak yang baik dengan pujian atau hadiah.
2)      Teori Nativistik oleh Chomsky, mengutarakan bahwa bahasa sudah ada di dalam diri anak. Pada saat seorang anak lahir, dia telah memiliki seperangkan kemampuan berbahasa yang disebut ‘Tata Bahasa Umum” atau ‘Universal Grammar’. Meskipun pengetahuan yang ada di dalam diri anak tidak mendapatkan banyak rangsangan, anak akan tetap dapat mempelajarinya. Anak tidak sekedar meniru bahasa yang dia dengarkan, tapi ia juga mampu menarik kesimpulan dari pola yang ada. Teori ini berpengaruh pada pembelajaran bahasa dimana anak perlu mendapatkan model pembelajaran bahasa sejak dini. Anak akan belajar bahasa dengan cepat sebelum usia 10 tahun apalagi menyangkut bahasa kedua. Lebih dari usia 10 tahun, anak akan kesulitan dalam mempelajari bahasa.
3)      Teori Konstruktivistik oleh Piaget, Vigotsky dan Gardner, menyatakan bahwa perkembangan kognisi dan bahasa dibentuk dari interaksi dengan orang lain sehingga pengetahuan, nilai dan sikap anak akan berkembang. Anak memiliki perkembangan kognisi yang terbatas pada usia-usia tertentu, tetapi melalui interaksi sosial anak akan mengalami peningkatan kemampuan berpikir. Pengaruhnya dalam pembelajaran bahasa adalah anak akan dapat belajar dengan optimal jika diberikan kegiatan sementara anak melakukan kegiatan perlu didorong untuk sering berkomunikasi.
Dalam berkomunikasi, bahasa merupakan alat yang penting bagi setiap orang. Bahasa mempunyai peranan bagi kehidupan, melalui berbahasa anak akan dapat mengembangkan kemampuan bergaul dengan orang lain. Penguasaan keterampilan bergaul dalam lingkungan social dimulai dengan pengusaan kemampuan berbahasa. Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan baik. Anak dapat mengeksperikan pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak. Dengan bahasa anak dapat membangun hubungan sehingga tidak mengherankan bahwa bahasa dianggap salah satu indikator kesuksesan seorang anak.
Bahasa mencakup komunikasi non verbal dan komunikasi verbal. Bahasa dijadikan sebagai landasan seorang anak untuk mempelajari hal-hal baru dalam kehidupan. Para peneliti di bidang psikologi perkembangan mengatakan bahwa perkembangan bahasa lebih cepat dari perkembangan aspek-aspek lainnya, meskipun kadang-kadang ditemukan juga sebagian anak yang lebih cepat perkembangan motoriknya daripada perkembangan bahasanya. Para ahli psikologi perkembangan mendefinisikan perkembangan bahasa sebagai kemampuan individu dalam menguasai kosa kata, ucapan, gramatikal, dan etika pengucapannya dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan perkembangan umur kronologisnya.
Morrow dalam Jamaris (2010:49) menjelaskan bahwa pemeroleh bahasa pada anak teijadi melalui berbagai kegiatan yang dilakukannya, mendengar bahasa dan meniru bunyi bahasa. Melalui kegiatan ini anak menemukan bahwa bahasa lisan mempunyai aturan, khususnya yang berkaiatan dengan phonology atau bunyi, syntak atau tata bahasa dan semantik atau arti kata. Selanjunya secara perlahan anak akan menyadari bahwa bahasa mempunyai sistem yang perlu diikuti dengan benar agar ide dan konsep yang disampaikannya dapat dimengerti oleh yang lain.
Perkembangan bahasa anak, Conny R. Semiawan (2000: 128-136) berpendapat bahwa tahap perkembangan bahasa anak terdiri dari empat tahap, yaitu:
a. Perkembangan Bahasa Usia Bayi
Secara umum bayi mulai mengeluarkan ucapan pada saat usianya 10-16 bulan, walaupun pada kenyataannya ada juga yang memerlukan waktu lebih lama dari itu. Sebelum anak-anak mengucapkan kata-kata, terlebih dahulu membuat ocehan misalnya dengan ucapan baa, maa atau paa. Mengoceh ini mulai terjadi saat usia sekitar 3-6 bulan. Tujuan komunikasi yang dilakukan oleh bayi pada usia dini ialah untuk menarik perhatian orang tua dan orang lain yang ada di sekitarnya. Pada umumnya, bayi menarik perhatian orang lain dengan membuat kontak mata, membunyikan ucapan, serta menggerak-gerakkan tangan.
Biasanya kata-kata anak yang pertama kali muncul adalah nama-nama orang penting yang ada disekitarnya, nama-nama binatang, dan benda-benda lain yang ada di sekitarnya. Anak-anak yang telah memasuki usia 18-24 bulan mulai mengucapkan pernyataan dengan dua kata.
b. Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
Beberapa anak usia pra sekolah memiliki kesulitan dalam mengucapkan kelompok konsonan, misalnya untuk mengucapkan kata setrika, mangga, dan lain-lain. Pada usia ini, anak-anak sudah dapat mengembangkan ungkapannya lebih dari dua kata-kata setiap kalimatnya. Anak-anak mulai berbicara dengan urutan kata yang menunjukkan suatu pendalaman yang meningkat terhadap aturan yang komplek tentang urutan kata-kata yang diucapkan. Pada usia ini anak-anak juga sudah mulai mampu mengembangkan pengetahuan tentang makna dengan cepat.
c. Perkembangan Bahasa Usia Sekolah
Pada tahap ini penekanan perkembangan berubah dari bentuk bahasa ke isi dan penggunaan bahasa. Anak-anak telah mencapai tahap kreatif dalam perkembangan bahasa. Bahasa kreatif anak dapat didengar dalam bentuk nyanyian atau sajak.
d. Perkembangan Membaca dan Menulis
Salah satu faktor yang berpengaruh pada perkembangan membaca anak usia dini ialah kesediaan orang tua untuk menyediakan bahan bacaan dan menciptakan suasana yang kondusif bagi perkembangan kemampuan membaca anak. Kegiatan membaca yang dilakukan secara alamiah dalam suasana kehidupan sosial memiliki efektifitas yang tinggi untuk peningkatan kemampuan membaca pada anak. Anak usia tujuh atau delapan tahun telah memperoleh pengetahuan tentang huruf, suku kata dan kata. Siswa kelas tiga dan empat sudah mampu menganalisis kata-kata baru dengan menggunakan pola orthograpik dan inferensi kontekstual. Siswa kelas lima dan enam sudah mulai membaca dari keterampilan decoding menuju ke pemahaman.
2.        Tahap - Tahap Perkembangan Kemampuan Bahasa
Lovitt dalam Jumaris (2010:51-52) menjelaskan perkembangan bahasa dari sudut isi,bentuk dan penggunaan bahasa. Isi bahasa adalah arti yang terkandung dalam bahasa berkaitan dengan objek dan peristiwa yang ada disekitar anak dan interaksi antara anak dengan objek. Peristiwa tersebut yang terjadi sejak usia dini. Bentuk bahasa berkaitan dengan kemampuan anak menerima dan memproduksi bunyi yang pada tahap selanjutnya, yaitu pada tahun kedua dalam kehidupan anak bunyi tersebut disusun menjadi kata. Pada usia satu bulan bayi telah menyadari ada bahasa melalui percakapan yang teijadi di sekitamya. Melalui interaksi sosial maka kepekaan anak terhadap bahasa bertambah. Kepekaan ini akan semakin baik apabila orang tua melakukan stimulasi bahasa mengajak anak berbicara. Pada bulan-bulan selanjutnya, bayi mulai memahami pengunaan bahasa, melalui berbagai isyarat dan vocalisasi bunyi bahasa maka ia secara perlahan merangkai isi, bunyi dan penggunaan bahasa sesuai dengan keinginannya.
·         Perkembangan bahasa dapat dibagi ke dalam tiga bentuk : perkembangan yaitu perkembangan kosa kata, perkembangan semantik dan sintaktik, dan perkembangan variasi dan kompleksitas berbahasa
·         Perkembangan kosa kata dimulai sejak anak usia satu tahun. Melalui interkasi anak dengan lingkungan di sekitamya, anak secara perlahan mengembangkan kemampuan dalam memahami kosa kata yang berkaitan dengan objek dan peristiwa di sekitamya.
·         Perkembangan semantik dan struktur sintaksis menyangkut kemampuan anak dalam memahami hubungan I hubungan objek dan peristiwa yang mencakuptindakan/perbuatan, lokasi, dan orang. Anak mulai mengatakan ”aku pergi” atau ” ibuku atau ayahku” Berdasarkan kombinasi yang sederhana ini maka anak mulai membangun stuktur sintaksis. Variasi dan kompleksitas menyangkut dengan pemilihan kosa kata dan penggunaan kosa kata sesuai dengan struktur tata bahasa yang dikuasai anak sejalan dengan perkembangan kemampuannya dalam bidang semantik dan struktur sintaksis.
Perkembangan Bahasa Lisan
Papalia & Olds, Morrow dalam Jumaris (2010:52-55) menguraikan perkembangan kemampuan bahasa lisan anak sejak usia 0 sampai usia 6 tahun yang diuraikan pada bagian berikut ini.
·         Pada tahun pertama kelahirannya, kemampuan bahasa lisan anak diungkapkan melalui berbagai percobaan yang dilakukannya dalam bermain dengan suara. Kegiatan percobaan yang dilakukan anak pada waktu ini
·         seperti : mengeluarkan suara emm           emm (meraban) yang merupakan
·         ekspresi rasa senang. Bentuk lain dari eksperimen suara adalah menangis yang menunjukan perasaan tidak senang. Pada tahap selanjutnya, anak sudah dapat mengkombinasikan suara vokal dan suara konsonan, seperti aaa... aaaa, emm...emmm, maaa, maaa, paaa, paaa. Suara yang dikeluarkan anak seperti kata yang mengandung makna walaupun ia tidak mengetahui maksud dari suara yang dikeluarkanya.
·         Pada usia 8-12 bulan kemampuan berbahasa lisan anak meningkat dengan cepat, anak sudah mengerti arti berbagai kosa kata walaupun ia belum dapat mengungkapkannya secara lisan. Pada masa ini anak sudah dapat mengucapkan kosa kata yang mudah yang sering didengarnya, seperti susu, mama, papa, dada..., tidak, mau, dll. Pada tahap selanjutnya anak menggunakan satu kata dengan banyak makna seperti : susu yang berarti ” saya mau susu ", mau yang berarti ” saya minta makan, minta minum, minta susu, dll.
Perkembangan Bahasa Lisan Usia 1-2 tahun
Pada masa ini perkembangan bahasa lisan anak sangat pesat. Sejalan dengan kemampuannya dalam mengeluarkan bunyi dari kosa kata yang dilanjutkan dengan merangkai bunyi menjadi kata dan menggunakan kata tersebut dalam berbagai konteks. Dengan usahanya yang sungguh-sungguh, anak mengembangkan kemampuan berbahasa lisannya secara perlahan dan selanjutnya secara mengejutkan, anak dapat mengeluarkan kata, walaupun dengan kata-kata yang kadang kadang kurang tepat. Padsa fase ini orang tua pada umumnya bersemangat untuk mengajak anak berbicara dan memberikan kata yang diperlukan anak dalam berbicara. Pada tahap selanjutnya, anak mengembangkan kemampuan lisannya dengan mengungkapkan kalimat pendek, seperti makan nasi atau minum susu, atau ayah pulang, walupun anak belum mengerti fungsi dari bahasa lisan tersebut.

Perkembangan Bahasa Lisan Usia 2-3 tahun
Bahasa lisan anak usia 2-3 tahun berkembang sangat pesat. Pada usia ini anak telah menguasai dan mengerti 300-1000 kosa kata (Santrocks 2008) akan tetapi belum dapat menggunakannya dalam percakapan secara penuh. Sejalan dengan perkembangan kosa kata yang pesat tersebut, anak senang, bermain kosa kata dengan mengucapkan secara berulang- ulang kosa kata yang baru diketahuinya dan mulai merangkai' kalimat yang belum mengandung makna. Kesenangan anak dalam bermain kosa kata terletak pada ketertarikan mereka pada imtonasi dan pola kosa kata, misalnya : anjing, guk...guk. kucing, nngeong....nngeong            mobil,uuumm... uummmm
Perkembangan Bahasa Lisan Usia 3-4 tahun
Pada usia 3-4 tahun kemampuan bahasa lisan anak sudah menyamai kemampuan bahasa orang dewasa. Kosa kata anak berberkembang dengan pesat. menjelaskan bahwa pada usia ini, anak sangat aktif melakukan kegiatan komunikasi dengan orang-orang di sekitamya. Keingin tahuan anak tentang berbagai hal menyebabkan anak di usia ini aktif. mengajukan berbagai pertanyaan, seperti I Apa ini ?”, Mengapa begini ? 1 ’’Dari mana datangnya ini ? ” ’’Bagaiman ini teijadi ?”
Pada usia 3-4 tahun anak telah memiliki kosa kata sangat luas yang meliputi konsep-konsep sebagai berikut : wama, bentuk, ukuran, ukuran, kecan-’tikan, peristiwa, perasaan, bau, rasa, teksture (kasar-halus), waktu, jarak, perbandingan suhu, dan kecepatan. Di samping itu, anak telah mampu mengintegrasikan berbagai kosa kata dengan baik, seperti "Kotak yang besar berwama merah ”.
Kemampuan anak di bidang bahasa tidak hanya meliputi penguasaan kosa kata yang luas, akan tetapi, anak telah menguasai hampir semua elemen bahasa dan aturan-aturan yang berlaku dalam bahasa, seperti syntax, phonem, semantik, pemilihan kosa kata yang sesuai (Morrow (1993 : 76). Pada masa ini, pada waktu bermain, anak sering berbicara dengan dirinya sendiri sesuai dengan imajinasi yang berkembang pada waktu itu. Dengan kata lain anak berusaha untuk mengekspresikan tindakannya dan mengungkapkannya dalam bentuk kegiatan berbicara pada diri sendiri ( Seefeldt & Barbaur)
Perkembangan Kemampuan Bahasa Usia 4-5-6 tahun
Pada usia 4-5 tahun anak kemampuan anak dalam berbicara hampir sama dengan kemampuan orang dewasa. Pada masa ini, anak telah menguasai sedikitnya 2500 kosa kata dan menggunakannya secara aktif dalam berkomunikasi dengan orang-orang di sekitamya. Kemampuan anak dalam penerapan elemen-elemen bahasa semakin baik. Anak sudah memahami bahwa dengan bahasa bukan hanya sekedar bahasa, tetapi, mengandung makna yang sangat luas, dengan menggunakan bahasa, ia akan dapat menyatakan keinginannya, penolakannya, kekagumannya, membuka kesempatan untuk berteman, belajar, dll. Kreativitas anak dalam berbahasa makin berkembang, ia sudah dapat berpuisi, bercerita, dan menghidarkan rasa malu, rasa salah dan memiliki istilah untuk situsi-situasi tertentu. Anak menggunakan bahasa untuk mengontrol situasi, dengan demikian kemampuan bahasa yang digunakan anak untuk berimajinasi pada usia 3-4 tahun bergerak pada hal-hal yang nyata dan memecahkan masalah.
Perkembangan Kemampuan Bahasa Usia 6-7-8 tahun
Pada usia 7-8 tahun kemampuan bahasa anak, khususnya yang berkaitan dengan penerapan aturan tata bahasa sudah sejajar dengan kemampuan orang dewasa. Pada usia ini, anak telah mampu berkomunikasi dengan baik, dan mampu mengungkapkan apa yang mereka lakukan, yang akan mereka lakukan, keberhasilan yang mungkin mereka capai, serta kendala-kendala yang mungkin mereka temui.
Perkembangan Bahasa Pada Anak Usia Dini
Anak dapat berbahasa melalui beberapa tahap. Secara umum proses perkembangan bahasa anak dibagi ke dalam beberapa rentang usia, yang masing-masing menunjukkan ciri-ciri tersendiri. Tahap  perkembangan bahasa anak sebagai berikut:
a. Tahap I (pralinguistik) yaitu antara 0-1 tahun.
1)      Tahap meraba 1 (pralinguistik pertama). Tahap ini dimulai dari anak lahir sampai anak usia enam bulan, pada masa ini anak sudah mulai tertawa, menangis, dan menjerit.
2)      Tahap meraba 2 (pralinguistik kedua). Pada tahap ini anak mulai menggunakan kata, tetapi masih kata yang belum ada maknanya dari bulan ke 6 hingga 1 tahun.
b. Tahap II (linguistik). Tahap ini terdiri dari tahap I dan II yaitu:
·         Tahap 1 holafrastik (1 tahun), pada tahap ini anak mulai menyatakan makna keseluruhan kalimat dalam satuan kata. Perbendaharaan kata yang dimiliki anak kurang lebih 50 kosa kata.
·         Tahap 2 frase (1-2), pada tahap ini anak dapat mengucapkan dua kata, perbendaharaan anak anak sampai dengan rentang 50-100 kosa kata.
c. Tahap III (pengembangan tata bahasa yaitu anak prasekolah dasar 3, 4, 5 tahun). Pada taha ini anak sudah dapat membuat kalimat. Dilihat dari 9 aspek perkembangan tata bahasa seperti: S-P-O, anak dapat memperpanjang kata menjadi suatu kalimat.

d. Tahap IV (tata bahasa menjelang dewasa, yaitu 6-8 tahun). Tahap ini kemampuan anak sudah lebih sempurna, anak sudah dapat  menggabungkan kelimat sederhana dan kalimat kompleks.
B.       APLIKASI DALAM PENDIDIKAN DI PAUD
1.        mengajarkan kegiatan membaca pada anak, haruslah sesuai dengan tahapan perkembangannya, anak pada masa ini berada pada tahapan praoperasional kongkrit yang tidak bisa langsung diajarkan melalui metode mengeja dan harus ditunjang dengan media yang kongkrit yang mampu membantu pemahaman anak, oleh karena itu aplikasi yang dapat diterapkna di sekolah haruslah melalui tahapan berikut:
·                tahap membaca gambar
·                tahap membaca gambar dan huruf
·                tahap membaca gambar dan kata
·                membaca kalimat
2.        Menulis adalah salah satu kegiatan yang berhubungan dengan bahasa, pada anak usia dini kegiatan menulis harus diajarkan melalui kegiatan sebagai berikut:
·      coretan bebas
·      coretan terkontrol
·      coretan bermakna
·      menulis alpabeth
3.        guru harus menjadi pendengar yang baik bagi anak, mengajak anak untuk berdiskusi dan memperbanyak kosakata anak dengan memperkenalkan kata-kata baru setiap harinya.
DAFTAR PUSTAKA

Semiawan, Conny R.. 2000. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Renck Jalongo, Mary. 2007. Early Childhood Language Arts .USA:Pearson Education Inc.

Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Kencana Prenada Group.

Komentar