Pembelajaran Efektif pada Anak Usia Dini



A.    Batang Tubuh Pembelajaran yang Efektif
1.      Definisi
Pembelajaran efektif berasal dari kata pembelajaran dan kata efektif, dimana pembelajaran diambil dari kata dasarnya yaitu “belajar” yang memiliki arti suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai, dan sikap. Sementara efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ”effective” yang dapat diartikan mempunyai efek (akibat, pengaruh, kesan) atau dapat pula diartikan membawa hasil, berhasil guna. Selain itu efektif tidak hanya diorientasikan pada hasil tetapi juga proses yang ada dalam mencapai tujuan.
Menurut Miarso (2004) pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang menghasilkan belajar yang bermanfaat dan bertujuan bagi peserta didik, melalui pemakaian prosedur yang tepat.  Definisi ini mengandung dua indikator yang penting yaitu terjadinya belajar pada peserta didik dan apa yang dilakukan oleh pendidik. Hal ini senada dengan yang dikatakan Slavin tentang pembelajaran efektif. Menurut Slavin (2011) penyediaan lingkungan pembelajaran yang efektif meliputi strategi yang digunakan guru untuk menciptakan pengakaman ruang kelas yang positif dan produktif.
Aunurrahman (2009: 34) menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif ditandai dengan terjadinya proses belajar dalam diri siswa. Seseorang dikatakan telah mengalami proses belajar apabila di dalam dirinya telah terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan sebagainya.
Perubahan itu bersifat tetap dan berbekas. Belajar dapat dipandang sebagai usaha untuk melakukan proses perubahan tingkah laku kearah menetap sebagai pengalaman berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan pembelajaran adalah usaha yang disengaja, bertujuan, dan terkendali agar orang lain belajar atau terjadi perubahan yang relative menetap pada diri orang lain (Miarso, 2004).
Selain itu Hamalik (2002: 171), pembelajaran dikatakan efektif jika memberikan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar. Dengan menyediakan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas seluas-luasnya diharapkan siswa dapat mengembangkan potensinya dengan baik. Hal ini sejalan dengan Sutikno (2005: 7) yang mengemukakan untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Sedangkan menurut Cronbach belajar yang efektif adalah melalui pengalaman.
Sehingga dapat disimpulkan pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang berorientasi pada program pembelajaran berkenaan dengan usaha mempengaruhi, memberi efek, yang dapat membawa hasil  sesuai dengan tujuan maupun proses yang ada di dalam pembelajaran itu sendiri.

2.      Konsep Utama
a.       Ciri-ciri Pembelajaran Efektif
Penciptaan pembelajaran efektif  melibatkan pengorganisasian kegiatan di ruang kelas, pengajaran dan ruang kelas fisik untuk memungkinkan penggunaan waktu yang efektif, menciptakan lingkungan pembelajaran yang bahagia dan produktif dan meminimalkan gangguankan ( Slavin,2011). Berdasarkan penelitian Woruba dan Wright (dalam Miarso, 2013) ditemukan tujuh indikator yang menunjukkan pembelajaran efektif. Indikator itu adalah :
a)      Pengorganisasian belajar yang baik
b)      Komunikasi secara efektif
c)      Penguasaan dan antuasiasme dalam bahan belajar
d)     Sikap positif terhadap peserta didik
e)      Pemberian ujian dan nilai yang adil
f)       Keluwesan dalam pendekatan pengajaran
g)      Hasil belajar siswa yang baik.
Indikator-indikator pembelajaran yang efektif ada beberapa hal, penjelasannya sebagai berikut:
a)      Pengorganisasian belajar yang baik.
Pengorganisasian belajar yang baik tercermin dalam perumusann tujuan, pemilihan bahan/topic belajar, kegiatan kelas,penugasan dan penialain. Kesiapan guru mengajar dan penggunaan waktu dengan baik merupakan indikator pengorganisasian yang baik. Pelaksanaan belajar harus sesuai rencana yang sudah ditetapkan.
b)      Komunikasi secara efektif.
Kemampuan komunikasi adalah kemampuan untuk menyampaikan materi pelajaran secara jelas, kelancaran berbicara, interpretasi gagasan abstrak dengan contoh-contoh, kemampuan bicara yang baik ( nada, intonasi ) dan kemampuan untuk mendengar.
c)      Penguasaan dan antusiasme dalam belajar.
Seorang pendidik harus menguasai materi yang akan diajarkannya  dengan baik agar dapat diorganisasikan secara sistematis dan logis. Ia harus mampu menghubungkan isi pelajaran dengan pengetahuanyang telah diketahui oleh peserta didik, mampu mengaitkan bahan ajar dengan perkembangan yang baru dalam disiplin keilmuannya. Pemilihan buku wajib dan bacaan, penentuan topik pembahasan dan pembuatan bahan sajian merupakan indikator penguasaan atas bahan ajar. Penguasan ini harus diiringi dengan kemauan dan semangat untuk memberikan penguasan ini keada peserta didik.
d)     Sikap positif terhadap peserta didik.
Sikap postif dicerminkan dalam bentuk memberi bantuan ketika siswa mengalami kesulitan, mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan, peduli pada apa yang dipelajari siswa.
e)      Adil dalam ujian dan penilaian.
Seorang guru yang baik memberikan ujian yang sesuai dengan bahan ajar dan memberi umpan balik kepada siswa.

f)       Keluwesan dalam pendekatan pengajaran.
Penggunaan pendekatan dalam pembelajaran akan menciptakan suasana belajar yang dinamis dan dapat mempermudah siswa memahami bahan ajar. Kegiatan pengajaran ditentukan berdasarkan karakteristik siswa, karakteristik mata pelajaran dan hambatan. Karakteristik yang berbeda dan kendala yang berbeda menghendaki pendekatan yang berbeda.
g)      Hasil  belajar siswa yang sesuai.
Seberapa banyak dan apa yang dipelajari siswa adalah hasil dari berbagai faktor seperti motivasi dan kemampuan siswa. Pembelajaran yang efektif memiliki peran yang penting dalam pemerolehan hasil. Hasil belajar dapat dibedakan dalam tiga ranah, kognitif, afektis dan psikomotor. Hasil belajar harus sesuai dengan tujuan pembelajaran. Belajar adalah suatu proses yang kompleks dan terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Empat rujukan dalam definisi belajar adalah :
a.       Adanya perubahan atau kemampuan baru
b.      Perubahan atau kemampuan baru itu menetap dan dapat disimpan.
c.       Perubahan atau kemampuan baru itu terjadi karena adanya usaha
Perubahan atau kemampuan baru itu tidak hanya timbul karena faktor pertumbuhan.

B.     Aplikasi dalam Pembelajaran di PAUD
  1. Prinsip-prinsip Pembelajaran di TK
Menurut Aqip (2009) pembelajaran di TK sepatutnya memenuhi prinsip-prinsip pembelajaran anak usia dini, yaitu :
a)      Bermain sambil belajar dan belajar seraya bermain.
Bermain memiliki manfaat yang sangat besar bagi perkembangan bahasa, kematangan motorik, ketrampilan sosial dan kepercayaan diri.
b)      Pembelajaran disesuaikan dengan tahapan perkembangan anak.
Adapun tahapan perkembangan kognitif anak, menurut Piaget adalah sebagi berikut.
1)      Periode sensorimotor (usia 0–2 tahun)
2)      Periode praoperasional (usia 2–7 tahun)
3)      Periode operasional konkrit (usia 7–11 tahun)
4)      Periode operasional formal (usia 11 tahun sampai dewasa)
c)      Pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan anak, baik fisik maupun psikologis secara optimal.
d)     Pembelajaran terpusat pada anak yakni anak diberi kesempatan menentukan pilihan, mengemukakan pendapat, dan aktif melakukan atau mengalami sendiri. Guru sebagai pembimbing dan fasilitator.
e)      Pembelajaran menggunakan pendekatan tematik. Tema sebagai sarana atau wadah mengenalkan berbagai konsep pada anak, menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan kata anak, dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna.
f)       Pembelajaran aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan. Guru hendaknya mampu menciptakan kegiatan yang menarik, yakni membangkitkan rasa ingin tahu anak dan memotivasi anak untuk aktif mencoba, berpikir kritis, dan kreatif, serta menjadikan suasana kelas menyenangkan.
g)      Mengembangkan kecakapan hidup, yakni kecakapan yang diperlukan anak dalam kehidupan sehari-hari, seperti merawat kebersihan diri, berpakaina sendiri, menolong diri sendiri, makan sendiri, dan lain-lain.
h)      Didukung oleh lingkungan yang kondusif.
i)        Pembelajaran bermakna.
j)        Pembelajaran yang dinamis dan dialogis (demokratis). Menjadikan interaksi guru dengan anak dan anak dengan anak optimal.
  1. Metode pembelajaran di TK
a)      Metode Bercerita.
Metode bercerita berupa kegiatan menyimak tuturan lisan yang mengisahkan suatu peristiwa. Metode ini untuk mengembangkan daya imajinasi, daya pikir, emosi, dan penguasaan bahasa anak.
b)      Metode Bercakap-cakap
Metode bercakap-cakap berupa kegiatan bercakap-cakap atau bertanya jawab antara anak  dengan guru atau antara anak dengan anak. Bercakap-cakap dapat dilaksanakan dalam bentuk:
1)      Bercakap-cakap bebas
2)      Bercakap-cakap menurut pokok bahasan
3)      Bercakap-cakap berdasarkan gambar seri.
Dalam bercakap-cakap bebas kegiatan tidak terikat pada tema, tetapi pada kemampuan yang diajarkan. Bercakap-cakap menurut pokok bahasan dilakukan berdasarkan pokok bahasan tertentu. Bercakap-cakap berdasarkan gambar seri menggunakan menggunakan gambar seri sebagai bahan pembicaraan.


DAFTAR PUSTAKA

Annnurrahman. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Aqib, Zainal. (2009). Belajar dan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. Bandung: Yrama Widya.

Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini. (2006). Pedoman Teknis Penyelenggaraan Kelompok Bermain.

Fleer, M. (2011). Kindergartens  in Cognitive Time: Imagination as a Dialectical Relation Between Play and Learning.  Melbourne: Springer Science Bussiness Media.

Hamalik, Oemar. (2002). Pendidikan guru berdasarkan kompetensi. Jakarta: PT Akasia.

Miarso, Yusufhadi. (2013). Menyemai benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Slavin R.E. (2011). Psikologi Pendidikan. Teori dan Praktek. Jakarta: Indeks.

Komentar