Ilmu Pengetahuan, Peradaban Manusia, dan Pohon Ilmu Pengetahuan



1.      Apakah kaitan ilmu pengetahuan dan peradaban manusia?
Perkembangan peradaban manusia selalu diwarnai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang melingkupinya. Hal ini tentunya berbanding lurus dengan upaya manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Hal ini biasa disebut dengan istilah globalisasi. Globalisasi hanyalah satu diantara sekian banyak tanda transformasi masyarakat yang telah terjadi begitu cepat yang akibatnya begitu luas sehingga dapat dipahami sebagai suatu keterputusan dengan masa lalu.
Seperti yang dikemukakan oleh Brunsvick dan Danzin (2005) bahwa semakin banyak orang yang setuju, zaman kita sekarang sedang menyaksikan sebuah metamorfosis sejati dalam hubungan antara manusia atau dengan kata lain suatu perubahan peradaban. Perubahan tersebut mengakibatkan serangkaian gejala secara kumulatif yang menimbulkan keresahan serius diantara negara-negara tua yang selama sekian abad diuntungkan oleh kekuatan ekonomi dan militer. Sementara di wilayah geografis yang lain, terutama di Afrika, kemunduran ekonomi dan keterampilan manusia yang kurang memadai menimbulkan rasa takut bahwa mereka tidak akan turut menikmati manfaat dari peradaban baru yang sedang muncul ini.
Toffler menganalisis gejala-gejala perubahan dan pembaharuan peradaban masyarakat akibat majunya ilmu dan teknologi. Dalam bukunya The Third Wave (1981), ia menyatakan bahwa gelombang perubahan peradaban umat manusia sampai saat ini telah mengalami tiga gelombang, yaitu:
  1. Gelombang I, peradaban teknologi pertanian, dalam gelombang ini manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertanian, berlangsung mulai 800 SM–1500 M.
  2. Gelombang II, peradaban teknologi industri, masa ini dimulai dengan penemuan mesin uap, berlangsung mulai 1500 M-1970 M.
  3. Gelombang III, peradaban informasi, ditandai dengan kemajuan teknologi informasi yang memudahkan manusia untuk berkomunikasi dalam berbagai bidang, berlangsung mulai 1970 M-sekarang.
Hubungan antara ilmu pengetahuan terhadap peradaban manusia menurut Keraf dan Dua (2001) adalah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat mendorong manusia mendayagunakan sumber daya alam lebih efektif dan efisien, pemanfaatan teknologi meluas pada upaya penghapusan kemiskinan, penghapusan jam kerja yang berlebihan, penciptaan kesempatan untuk hidup lebih lama dengan perbaikan kualitas kesehatan manusia, membantu upaya-upaya pengurangan kejahatan, peningkatan kualitas pendidikan, dan sebagainya. Bahkan secara lebih komprehensif, ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan pemerintah dalam menunjang pembangunannya. Puncaknya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan saja membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat menaikkan kualitas manusia dalam keterampilandan kecerdasannya untuk meningkatkan kemakmuran serta inteligensi manusia. Selain itu, Mas’ud dan Paryono (1998) mengemukakan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi menghasilkan kemudahan hidup bagi manusia.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan membuat peradaban manusia semakin maju dalam hal tuntutan memenuhi kebutuhan hidupnya dan meningkatkan kemakmuran serta inteligensi manusia.

2.      Bagaimanakah pohon ilmu pengetahuan?
Pohon Ilmu pengetahuan menggambarkan bagaimana ilmu pengetahuan muncul dan membentuk cabang cabang baru dari satu akar. Senada dengan pendapat Einstein bahwa “Semua agama, seni dan ilmu pengetahuan adalah cabang dari satu pohon yang sama.” Ilmu yang paling tua dan mempunyai objek yang luas dan umum adalah filsafat. Oleh karena itu, filsafat disebut sebagai “induk“ atau “ibu“ dari ilmu pengetahuan (mater of scientiarum). Menurut Wibisono (1999), filsafat itu sendiri telah mengantarkan adanya suatu konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana “pohon ilmu pengetahuan” telah tumbuh mekar bercabang secara subur. Masing-masing cabang melepaskan diri dari batang filsafatnya, berkembang mandiri dan masing-masing mengikuti metodologinya sendiri-sendiri.
Dengan demikian, perkembangan ilmu pengetahuan semakin lama semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan baru bahkan kearah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti spesialisasi-spesialisasi. Hal tersebut selaras dengan apa yang dikemukakan oleh Peursen (1985), bahwa ilmu pengetahuan dapat dilihat sebagai suatu sistem yang jalin-menjalin dan taat asas (konsisten) dari ungkapan-ungkapan yang sifat benar-tidaknya dapat ditentukan.
Adapun pohon ilmu pengetahuan yang diadaptasi dari Blessed Raymond Lull’s dapat digambarkan sebagai berikut:

Pohon pertanyaan berkaitan dengan pertanyaan tentang pohon-pohon lainnya, dan pada akhirnya ada pertanyaan tentang seratus bentuk dan praktik mereka. Pohon ini berisi empat ribu pertanyaan. Seperti pohon-pohon lain, pohon ini terbagi menjadi tujuh bagian, yaitu akar, batang, cabang, ranting, daun, bunga dan buah. Pada akar, kita menemukan pertanyaan yang terbuat dari akar pohon yang lain. Di batang, kita mempertimbangkan pertanyaan tentang sifat alami dari batang-batang pohon yang lain, dan seterusnya secara berurutan. 
DAFTAR PUSTAKA

Brunsvick. Y., Danzin,A. (2005). Lahirnya Sebuah Peradaban “Goncangan Globalisasi”. Yogyakarta: Kanisius.

Keraf, A.S., Dua, M. (2001). Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofis. Yogyakarta: Kanisius.

Lull’s, B. R. The Tree of Questions From Tree of Science.

Mas’ud, I.,  Paryono, J. (1998). Ilmu Alamiah Dasar. Bandung: Pustaka Setia.

Peursen, V. C. A., (1985). Susunan Ilmu Pengetahuan Sebuah Pengantar Filsafat Ilmu. Jakarta: Gramedia p.1, 4, 12.

Toffler, A. (1981). The Third Wave. United States and Canada: Bantam Books.

Wibisono, K. S. dkk., (1999). Ilmu Pengetahuan Sebuah Sketsa Umum Mengenai Kelahiran dan Perkembangannya sebagai Pengantar untuk Memahami Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Makalah, Ditjen Dikti Depdikbud – Fakultas Filsafat UGM p.1.

 

Komentar