Evaluasi dan Assessmen Pembelajaran



A.      BATANG TUBUH PENGETAHUAN
1.        Evaluasi Pembelajaran
a.      Pengertian Evaluasi
Ralph Tyler mengatakan evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya. Kemudian Cronbach dan Stufflebeam menambahkan bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan.
Evaluasi adalah proses pengumpulan data dasar dan menelaah misalnya tentang efektivitas program belajar dan pembelajaran. Evaluasi merupakan pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran (pengumpulan data) dan kriterianya.
Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materil dll. Selanjutnya evaluasi adalah proses pemberian makna atau ketetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu.
Dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu proses mengumpulkan informasi secara sistematis untuk membuat keputusan tentang individu berdasarkan aturan tertentu, memberikan umpan balik yang bermanfaat kepada individu yang bersangkutan.
b.      Tujuan
Adapun tujuan diadakan evaluasi pada anak usia dini adalah untuk melihat sejauh mana keefektivitasan keseluruhan program yang telah dilaksanakan. Kemudian untuk mengambil keputusan dengan bijak, mengatasi dilema, memberikan alasan keputusannya dan bisa menerangkan kepada orang lain akan program yang dilaksanakan.


c.       Manfaat
Adapun manfaat dari dilaksanakannya evaluasi pembelajaran, adalah sebagai berikut:
1)      untuk menginformasikan hasil belajar siswa
2)      guru dapat mengetahui efektivitas proses mengajarnya
3)      hasil belajar merupakan cermin hasil kerja guru
4)      hasil belajar mencerminkan prestasi sekolah mengelola pembelajaran
5)      merupakan sebuah bentuk pertanggungjawaban sekolah kepada orang tua siswa
6)      hasil evaluasi paparan informasi kepada orang tua calon siswa sebagai bahan pertimbangan memilih sekolah.
d.      Prinsip-prinsip Evaluasi Pembelajaran PAUD
Ada beberapa prinsip evaluasi pembelajaran menurut Waseso, yaitu :
1)      Komprehensif
2)      Evaluasi hendaknya mencakup keseluruhan aspek yang akan dinilai, baik untuk bidang pengembangan kemampuan dasar dan bidang pengembangan perilaku
3)      Keterandalan atau Reliabilitas
4)      Evaluasi baik memiliki kepercayaan yang Tinggi dari hasil yang dicapai tanpa banyak dipengaruhi unsur waktu, dan orang yang melakukannya.
5)      Kesahihan atau validitas
6)      Evaluasi yang baik hendaknya mengevaluasi secara tepat apa yang evaluasi dengan menguapayakan alat evaluasi yang tepat.
7)      Objektif
8)      Penafsiran terhadap suatu informasi dalam evaluasi harus apa adanya, sesuai kenyataan, menghindarkan diri dari subjektivitas sehingga akan menghasilkan nilai yang relatif sama meskipun penilaiannya berbeda
9)      Continue atau berkesinambungan
10)  Evaluasi hendaknya dilakukan secara kontinu dalam jangka waktu yang cukup, sehingga memungkinkan para guru mempeoleh kesimpulan akhir yang akurat dan dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan.
11)  Bermakna
12)  Evaluasi harus bermakna, artinya memilki manfaat atau nilai guna bagi pembelajaran secara keseluruhan.

2.        Asesmen Pembelajaran
a.      Pengertian Asesmen
Menurut Jamaris asesmen pada pendidikan anak usia dini merupakan suatu proses kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data atau bukti-bukti tentang perkembangan dan hasil belajar yang berkaitan dengan perkembangan anak usia dini. Selanjutnya Wortdam menjelaskan, bila seorang guru ingin mengetahui bagai mana penguasaan anak terhadap suatu nilai, misalnya menghargai pendapat orang lain, maka guru perlu melakukukan suatu pengukuran. Data yang diperoleh melalui pengkuran kemudian dideskripsi atau dijabarkan dalam suatu penjelasan, maka guru telah melakukan asesmen.
Menurut Antony, Asesmen merupakan istilah umum yang didefinisikan sebagai sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan, metode atau instrumen pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga, organisasi atau institusi resmi yang menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu.
Selanjutnya asesmen adalah proses yang berlangsung terus-menerus. Asesmen lebih dari sekadar memberikan tes atau memberikan nilai. Asesmen adalah segala sesuatu yang dilakukan guru untuk mengetahui apakah siswa-siswanya belajar.
Dapat disimpulkan bahwa asesmen perkembangan anak usia dini adalah suatu proses yang sistematik meliputi pengumpulan, pengondisian, penafsiran, penganalisisan, dan pemberian keputusan tentang perkembangan anak usia dini. Asesmen perkembangan anak usia dini dilaksanakan untuk mengetahui dan mendeskripsikan perkembangan anak usia dini yang terjadi sebagai akibat adanya kegiatan yang diberikan.
b.      Tujuan Asesmen untuk Anak Usia Dini
Menurut Sujiono dan Sujiono tujuan asesmen anak usia dini adalah sebagai berikut:
1)      Mendeteksi perkembangan dan arahan dalam melakukan penilaian diagnostik ketika terindikasi, yang meliputi deteksi tentang kesehatan anak usia dini, kepekaan indra, bahasa, motorik kasar, motorik haluus, dan perkembangan sosial emosional.
2)      Mengidetifikasi minat dan kebutuhan anak usia dini.
3)      Menggambarkan kemajuan perkambangan dan kemajuan anak usia dini.
4)      Mengembangkan kurikulum.
5)      Memperbaiki dan mengembangkan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dak kebutuhan dengan anak usia dini.
6)      Mengasesmen program dan lembaga (akuntabilitas program dan lembaga).
Sedangkan menurut Waseso tujuan diadakan evaluasi pada anak usia dini adalah untuk melihat sejauh mana keefektivitasan keseluruhan program yang telah dilaksanakan. Kemudian untuk mengambil keputusan dengan bijak, mengatasi dilema, memberikan alasan keputusannya dan bisa menerangkan kepada orang lain akan program yang dilaksanakan.
c.       Kegunaan Asesmen untuk Anak Usia Dini
Hasil asesmen perkembangan anak usia dini dapat digunakan untuk keperluan administratif, kegiatan pembelajaran, bimbingan dan konseling serta penelitian.
1)      Untuk kegunaan administrasi, hasil asesmen dapat digunakan untuk laporan perkembangan dari berbagai bidang yaitu kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial emosial, perilaku (pembiasaaan moral dan  sikap beragama, disiplin). Selanjutnya juga digunakan untuk mengetahui minat, kecakapan khuusus, sebagai laporan tertulis kepada orang tua tentang perkembangan anak serta untuk memberikan laporan secara periodik tentang kemajuan lembaga pada pihak-pihak yang terkait.
2)      Untuk kegunaan kegiatan pembelajaran, hasil asesmen dapat diguunakan untuk kepentingan pembelajaran atau kegiatan belajar dan bermain yakni meberikan data yang dapat digunakan untuk memperbaiki dan mengembangkan pembelajaran, serta mengidentifikasi perkembangan anak selama mengikuti pembelajaran.
3)      Untuk kegiatan diagnostik, hasil asesmen dapat digunakan dalam bimbingan dan konseling, menganalisis berbagai permasalahan anak.
4)      Untuk kegunaan penelitian, hasil asesmen dapat digunakan untuk bahan penelitian terkait perkembangan.
d.      Prinsip-prinsip Asesmen pada Anak Usia Dini
Untuk memperoleh penggambaran nilai yang sebenarnyan dari anak, guru hendaknya memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:
1)      Menyeluruh
2)      Penilaian hendaknya dilakukan terhadap proses maupun hasil kegiatan anak. Penilaian proses dilakukan dengan melihat bagaimana anak melakukan aktivitas untuk memperoleh hasil dari sejak awal hingga diperoleh hasil tersebut.
3)      Berkesinambungan
4)      Penilaian dilakukan secara berencana, bertahap dan terus menerus. Hal tersebut dilakukan agar informasi yang diperoleh betul-betul berasa dari gambaran perkembangan hasil belajar anak sebagai hasil didik dari kegiatan pelaksanaan program.
5)      Berorientasi pada proses dan tujuan
6)      Penilaian berorientasi pada tujuan dan proses dan pertumbuhan dan perkembangan anak yang mengacu tujuan dari pengembangan kurikulum.
7)      Objektif
8)      Penilaian objektif adalah penilaian yang dapat memberikan informasi yang sebenar-benarnya tentang kemampuan objek atau perubahan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak.
9)      Mendidik
10)  Hasil penilaian harus dapat membina dan mendorong timbulnya keinginan anak untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangannya.
11)  Kebermaknaan
12)  Hasil penilaian harus memiliki makna bagi orang tua, anak didik, dan pihak lain yang berkepentingan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.
13)  Kesesuaian
14)  Penilaian menunjukkan kesesuaian antara hasil atau nilai yang diperoleh anak dan apa yang dilakukan atau diajarkan guru.

B.       APLIKASI DALAM PENDIDIKAN DI PAUD
Secara garis besar bentuk aplikasi asesmen dalam pendidikan anak usia dini dikelompokkan menjadi dua yaitu tes dan non tes. Pembentukan asesmen yang digunakan selalui diiringi dengan penentuan penggunaan alat pengumpul data penilaian.
1.        Tes
Tes terbagi menjadi dua jenis yaitu tes standar dan  tes buatan guru. Tes standar terdiri dari inteligensi, minat, bakat, kepribadian, atau yang lainnya. Penggunaan tes standar dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kualifikasi (persyaratan kemampuan). Kalau guru ingin mengetahui potensi yang berhubungan dengan inteligensi atau lainnya, guru perlu meminta bantuan ahlinya (psikologi anak). Guru hanya menggunakan hasil tes untuk lebih mengenali anak.
Tes buatan guru dapat dihasilkan oleh guru, termasuk guru TK. Menurut Soemiarti, dalam mengembangkan tes ini guru harus memilih secara cermat butir-butir pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai. Pada TK, tes juga digunakan untuk memantau capaian belajar anak. Penggunaan tes di TK lebih dikenal dengan tes informal. Tes informal pada dasarnya sama dengan tes buatan guru yang lain. Pelaksanaan tes diberikan dalam waktu, tempat dan situasi yang tidak mengikat.
Contoh tes untuk anak usia dini :
Guru membagikan lembar kerja dengan satu gambar di dalam kolom-kolom dengan jumlah yang berbeda-beda. Anak dapat menuliskan angka seperti yang diminta pada lembar kerja tersebut. Bila cara ini dipilih maka kemampuan yang diukur tidak hanya kemampuan kognitif saja, tetapi juga kemampuan bahasa, dan kemampuan menulis.
2.        Nontes
Selain tes bentuk asesmen yang lain adalah nontes, asesmen ini digunakan dengan bantuan alat-alat penilaian nontes. Alat penilaian nontes banyak jenisnya antara lain:
a.        Pemberian tugas
Pemberian tugas adalah satu cara penilaian yang dilakukan dengan memberikan tugas-tugas tertentu sesuai dengan kemampuan yang diungkap. Penilaian dengan cara ini dapat digunakan dengan cara melihat hasil kerja anak dan cara anak mengerjakan tugas. Guru menilai dengan cara melihat aktivitas anak menyelesaikan tugas, guru dapat menggunakan tahapan atau langkah-langkah penyelesaian tugas sebagai rambu-rambu penilaian.
Contoh format penilaian pemberian tugas
Nama        :
Usia          :
No
Hari/Tanggal
Jenis Penugasan
Aspek Penugasan
Hasil
1
Senin, 12 Januari 2015
Membuat Teh Manis
-       Persiapan bahan dan alat yang digunakan
-       Proses membuat teh manis sendiri
Dapat membuat teh manis dengan benar
2





b.        Percakapan
Percakapan adalah penilaian yang dilakukan melalui percakapan atau cerita antara anak dan guru atau antara anak dan anak. Percakapan dalam rangka penilaian dapat dilakukan guru dengan sengaja dan topik yang dibicarakan juga sesuai dengan tema kegiatan pelaksanaan program pada saat itu. Ada dua macam percakapan dalam rangka penilaian yang dapat dilakukan yaitu:
1)        Penilaian percakapan yang berstruktur.
Percakapan dilakukan dengan sengaja oleh guru dengan mengguanakan waktu khusus dan menggunakan pedoman walau sederhana. Contoh dari kemampuan yang dinilai dengan cara ini antara lain; berdo’a, menirukan kembali ucapan guru, membaca sajak/puisi atau pantun, bernyanyi, mengenal kata-kata yang menunjukkan posisi, menyebutkan sebanyak-banyaknya nama benda yang mempunyai sifat tertentu, mengucapkan nada dengan suku kata tertentu, menyatakan rasa, dan menceritakan tentang percobaan yang telah dilakukan.
2)        Penilaian percakapan yang tidak berstruktur.
Percakapan dilakukan antara guru dan anak tanpa persiapan, dimana saja, kapan saja, dan sedang melakukan kegiatan lain. Biasanya dilakukan saat jam istirahat atau saat sedang menunggui anak mengerjakan tugasnya. Cara penilaian ini dilakukan apabila guru ingin melihat kemampuan anak bercakap-cakap secara bebas dan luas. Selain itu, bisa juga karena guru belum dapat mengetahui kemampuan anak bercakap-cakap dalam suasana yang ditentukan.
Contoh kemampuan yang diungkap dengan cara anatar lain; mengucapkan salam saat bertemu, berdo’a sebelum dan sesudah memulai kegiatan, mengenalkan identitas diri, menggunakan dan menjawab pertanyaan apa, mengapa, dimana, berapa, dan bagaimana, berbicara dengan kalimat sederhana, bercerita tentang kejadian sekitarnya, memberikan informasi tentang sesuatu hal, menggunakan kata ganti aku atau saya, dan menyebut alamatt rumah.
c.         Observasi (pengamatan)
Observasi adalah cara pengumpulan data untuk mendapatkan informasi melalui pengematan langsung terhadap sikap dan perilaku anak. Untuk kepentingan tersebut, diperlukan pedoman yang mengacu pada indikator yang telah ditetapkan.
Contoh Format Observasi:
OBSERVASI
Nama anak                              : …………………………………….
Kelompok                                : …………………………………….
Semester / Tahun Ajaran         : …………………………………….
Indikator                                 : ……………………………………

No.
Tanggal
Kegiatan  Pembelajaran
Aspek Yang Dinilai
Hasil Pengamatan





















Jakarta, Januari 2015
GURU PAUD
Observasi sebagai alat penilaian haru dilakukan sesuai dengan tujuan pendidikan dalam setiap bidang pengembangan, direncanakan secara sistematis, dicatat dan dipilah sesuai dengan tujuan pendidikan dalam setiap bidang pengembangan, valid, reliabel dan teliti, serta dapat dikuantifikasikan.
Menurut cara dan tujuannya, observasi dapat dibedakan sebagai berikut:
1.        Pengamatan partisipatif, ketika pengamat terlibat dalam kegiatan subjek yang diamati.
2.        Pengamatan sistematis, ketika sebelumnya telah diatur suatu struktur yang berisikan unsur-unsur tertentu yang hendak diamati. Apabila terjadi ketidakteraturan dilakukan dengan pengamatan tidak sistematis.
3.        Pengamatan eksperrimental adalah pengamatan yang dilakukan secara nonpartisipatif tetapi sistematis, hal ini dilakukan untuk mengetahui perubahan-perubahan dan gejala-gejala sebagai akibat dari sesuatu yang disengaja.
d.        Catatan Anekdot
Catatan anekdot merupakan salah satu bentuk pencatatan (kumpulan catatan) tentang gejala tingkah laku yang berkaitan dengan sikap dan prilaku anak yang khusus, baik yang positif maupun yang negatif. Selanjutnya menurut Sujiono dan Sujiono catatan anekdot yang harus dilakukan pengamat adalah mencatat kejadian-kejadian khusus yang dilakukan atau dialami anak usia dini. untuk itu, penulisan catatan anekdot dibuat secepatnya setelah pengamatan. Pengamat mencatat secara teliti apa dan bagaimana kejadiannya bukan bagaimana menurut pengamat. Penggunaan catatan anekdot banyak memberi keuntungan kepada guru. Keuntungan menggunakan catatan anekdot tersebut adalah:
1.        Pengamatan dapat bersifat terbuka. Pengamat dapat mencatat apa saja tentang apa yang dilihatnya tanpa dibatasi hanya satu macam perilaku khusus.
2.        Pengamat dapat menangkap hal-hal yang tak terduga pada saat kejadian, pencatatan dilakukan nanti setelah pembelajaran usai, sehingga tidak mengganggu aktivitas guru.
3.        Pengamat dapat melihat dan mencatat tingkah laku khusus dan mengabaikan perilaku yang lain.
Contoh format catatan anekdot (individu):
Nama siswa : ..............................                                      Kelas : .............................
Tempat/Tanggal
Kejadian
Komentar/interpretasi







Pencatat/pengamat:
.............................


Contoh format catatan anekdot (kelompok):
Semester                      :
Tahun Ajaran  :
Tempat/
Tanggal
Peristiwa/
kejadian
Komentar
interpretasi
Pencatat
Keterangan








Catatan :
Anekdot diatas untuk kelompok/kelas. Dalam jalur kejadian dicatat kejadian yang menonjol mengenai anak-anak pada waktu pengamatan yang berkenaan apa yang dilakukannya, diucapkannya atau gerak geriknya. Dalam lajur komentar diisi komentar dari pencatat bila perlu. Lajur tersebut tidak selalu harus diisi. Terakhir tuliskan nama pencatat atau pembuat anekdot.
e.         Running Record
Catatan ini memuat kejadian secara perinci dan berururtan.  Pengamat mencatat semua kejadian terus-menerus yang dilakukan anak.Keuntungan dari running record:
1.        Merupakan catatan yang lengkap dan menyeluruh, tidak terbatas pada peristiwa tertentu
2.        Merupakan catatan yang terbuka, yang dapat mengamati apa saja tanpa spesifikasi pada prilaku khusus
3.        Tidak membutuhkan pengamat yang memiliki keterampilan khusus, karena itu sangan berguna bagi guru kelas.
Berikut ini contoh format running record
Running Record

Nama Anak :                                      Usia      :
Tanggal       :
Pengamat    :                                      tempat  :
Waktu          :

Observasi
Komentar









f.         Catatan specimen
Catatan specimen hampir sama dengan running record tetapi catatan sepecimen dilakukan dengan lebih perinci. Pengamat yang membuat catatan specimen bukan orang yang terlibat dalam kegiatan kelas. Catatan specimen ditulis secara naratif prilaku atau peristiwa yang terjadi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Pedoman dalam melakukan pencatatan specimen adalah sebagai berikut:
1.        Catat fakta-fakta saja
2.        Catat segala sesuatu secara perinci tanpa menghilangkan apapun
3.        Jangan menginterpretasikan selama melakukan pengamatan
4.        Jangan mencatat apapun yang tidak kita lihat dan kita dengar
5.        Gunakan kata-kata deskriptif bukan labelling/interpretasi
6.        Catat fakta-fakta yang terjadi sesuai dengan urutan kejadiannya.


g.        Time Sampling
Time sampling memerlukan pengamatan yang menunjukkan kekerapan suatu perilaku terjadi. Perilaku harus terjadi sering (paling sedikit sekali setiap 15 menit). Time sampling dilakukan untuk mengamati perilaku khusus dari seorang anak atau kelompok dan mencatat ada atau tidaknya perilaku tersebut dalam interval waktu yangg sudah ditentukan untuk diamati. Pengamat harus mempersiapkan dirii untuk memanfaatkan waktu yang telah terjadwal, dan menentukan jenis perilaku yang akan diamati, interval waktuu yang digunakan, dan bagaimana dia mencatat ada atau tidak adanya perilaku tersebut. Misalnya; perilaku semacam berbicara, memukul atau menangis dapat diamati dan dihitung dengan mudah. Perilaku memecahkan masalah tidak dapat diamati menggunakan bentuk penilaian ini karena perilaku seperti itu tidak jelas bagi pengamat dan tidak dapat dihitung dengan mudah.
h.        Even Sampling
Even sampling adalah suatu bentuk asesmen yang memberikan kesempatan kepada pengamat untuk menunggu dan kemudian mencatat perilaku khusus yang sudah dipillih lebih dahulu. Even sampling digunakan untuk mempelajari kondisi dimana perilaku tertentu terjadi atau seringg terjadi. Jika time sampling digunakan untuk mengamati perilaku anak dalam interval waktu tertentu, sebaliknnya even sampling untuk mengamati perilaku yang tidak sering.
Pengamat terlebih dahulu perlu menentukan perilaku yang ingin diamati, kemudian mempersiapkan setting yang memungkinkan perilaku itu muncul dan akan digunakan untuk mengamati perilaku tersebut. Pengamat perlu mengambil posisi yang nyaman bagi dia untuk mengamati, menunggu sampai muncul perilaku tersebut dan mencatatnya. Pencatatan dapat dilakukan dalam berbagai cara, tergantung dari tujuan pengamatan.
i.          Skala Penilaian (Rating Scale)
Skala bertingkat juga sering digunakan untuk melakukan penilaian pada pendidikan anak usia dini. Skala penilaian memuat daftar kata-kata atau persyaratan mengenai tingkah laku, sikap, dan atau kemampuan peserta didik. Skala penilaian bisa berbentuk bilangan, huruf, dan ada yang berbentuk uraian.
Skala penilaian yang berbentuk bilangan terdiri dari pernyataan atau kata atau lainnya dan di sebelahnya disediakan bilangan tertentu misalnya 1 sampai 5. Pengamat tinggal memberi tanda cek (v) pada kolom salah satu perilaku yang muncul dan lajur skala atau angka yang diamati. Skala berbentuk uraian juga terdiri dari pernyataan atau bentuk kemampuan di satu sisi dan di sebelahnya disediakan kolom titik untuk diisi oleh pengamat dalam bentuk kalimat.

Contoh skala bertingkat :
Bentuk skala penilaian bilangan
Kegiatan belajar anak                          1          2          3
Angka 1 berarti sangat rendah dan angka 5 sangat tinggi.

Skala penilaian bentuk uraian
Bagaimana usaha anak dalam menyelesaikan pekerjaan
… 1, lamban, kurang berusaha.
… 2, sering tidak menyelesaikan pekerjaan.
… 3, rajin, dan kadang-kadang lebih dari yang diharapkan.
… 4, rajin sekali, dan selalu lebih dari yang diharapkan.
            ...  5, sangat rajin, selalu lebih ddari yang diharapkan.
j.          Portofolio
Dalam kegiatan pelaksanaan program TK, portofolio dianggap tepat digunakan sebagai alat penilaian. Phopham menjelaskan bahwa Portofolio adalah pengumpulan pekerjaan seseorang secara sistematik. Lebih lanjut Cizek mengemukakan Portofolio adalah pengumpulan informasi tingkat tinggi yang berkenaan dengan kemajuan belajar anak, sehingga guru dapat lebih cermat menilai murid dan penilaian lebih erat kaitannya dengan pembelajaran.
Portofolio akan memberikan informasi yang menyeluruh tentang sikap dan perilaku anak dalam belajar serta keterccapaian perkembangan belajar anak dalam kurun waktu tertentu. Bisa satu bulan, tiga bulanan atau semesteran.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa. 2012. Manajemen PAUD. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Purwanto. 2011. Evaluasi hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Santrock, John W. 2009. Psikologi Pendidikan. Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.

Sudjana, Nana. 2010. Penilaan Hasil Proses Belajar mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sugiono., Nurani, Yuliani & Sujiono, Bambang. 2010. Bermain Kreatif Bersasis Jamak. Jakarta: Indeks.

Uno, Hamzah B & Satria Koni. 2012. Assessment Pembelajaran. Jakarata: Bumi Aksara.

Waseso, Iksan. 2008. Evaluasi Pembelejaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka.

Yus, Anita. 2011. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak. Jakarta: Kencana

Komentar