A.
BATANG TUBUH PENGETAHUAN
1.
Evaluasi Pembelajaran
a.
Pengertian
Evaluasi
Ralph Tyler mengatakan evaluasi
merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam
hal apa, bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana
yang belum dan apa sebabnya. Kemudian Cronbach dan Stufflebeam menambahkan
bahwa proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai,
tetapi digunakan untuk membuat keputusan.
Evaluasi adalah proses pengumpulan data
dasar dan menelaah misalnya tentang efektivitas program belajar dan
pembelajaran. Evaluasi merupakan pengambilan keputusan berdasarkan hasil
pengukuran (pengumpulan data) dan kriterianya.
Evaluasi adalah pemberian keputusan
tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara
bekerja, pemecahan, metode, materil dll. Selanjutnya evaluasi adalah proses
pemberian makna atau ketetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara
membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu.
Dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah
suatu proses mengumpulkan informasi secara sistematis untuk membuat keputusan
tentang individu berdasarkan aturan tertentu, memberikan umpan balik yang
bermanfaat kepada individu yang bersangkutan.
b.
Tujuan
Adapun
tujuan diadakan evaluasi pada anak usia dini adalah untuk melihat sejauh mana
keefektivitasan keseluruhan program yang telah dilaksanakan. Kemudian untuk
mengambil keputusan dengan bijak, mengatasi dilema, memberikan alasan
keputusannya dan bisa menerangkan kepada orang lain akan program yang
dilaksanakan.
c.
Manfaat
Adapun
manfaat dari dilaksanakannya evaluasi pembelajaran, adalah sebagai berikut:
1)
untuk menginformasikan
hasil belajar siswa
2)
guru dapat mengetahui
efektivitas proses mengajarnya
3)
hasil belajar merupakan
cermin hasil kerja guru
4)
hasil belajar
mencerminkan prestasi sekolah mengelola pembelajaran
5)
merupakan sebuah bentuk
pertanggungjawaban sekolah kepada orang tua siswa
6)
hasil evaluasi paparan
informasi kepada orang tua calon siswa sebagai bahan pertimbangan memilih
sekolah.
d.
Prinsip-prinsip
Evaluasi Pembelajaran PAUD
Ada beberapa prinsip evaluasi
pembelajaran menurut Waseso, yaitu :
1)
Komprehensif
2)
Evaluasi hendaknya
mencakup keseluruhan aspek yang akan dinilai, baik untuk bidang pengembangan
kemampuan dasar dan bidang pengembangan perilaku
3)
Keterandalan atau
Reliabilitas
4)
Evaluasi baik memiliki
kepercayaan yang Tinggi
dari hasil yang dicapai tanpa banyak dipengaruhi unsur waktu, dan orang yang
melakukannya.
5)
Kesahihan atau
validitas
6)
Evaluasi yang baik
hendaknya mengevaluasi secara tepat apa yang evaluasi dengan menguapayakan alat
evaluasi yang tepat.
7)
Objektif
8)
Penafsiran terhadap
suatu informasi dalam evaluasi harus apa adanya, sesuai kenyataan,
menghindarkan diri dari subjektivitas sehingga akan menghasilkan nilai yang
relatif sama meskipun penilaiannya berbeda
9)
Continue atau
berkesinambungan
10) Evaluasi
hendaknya dilakukan secara kontinu dalam jangka waktu yang cukup, sehingga
memungkinkan para guru mempeoleh kesimpulan akhir yang akurat dan dapat
dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan.
11) Bermakna
12) Evaluasi
harus bermakna, artinya memilki manfaat atau nilai guna bagi pembelajaran
secara keseluruhan.
2.
Asesmen Pembelajaran
a.
Pengertian
Asesmen
Menurut Jamaris asesmen pada pendidikan anak usia
dini merupakan suatu proses kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data
atau bukti-bukti tentang perkembangan dan hasil belajar yang berkaitan dengan
perkembangan anak usia dini. Selanjutnya Wortdam menjelaskan, bila seorang guru
ingin mengetahui bagai mana penguasaan anak terhadap suatu nilai, misalnya
menghargai pendapat orang lain, maka guru perlu melakukukan suatu pengukuran.
Data yang diperoleh melalui pengkuran kemudian dideskripsi atau dijabarkan
dalam suatu penjelasan, maka guru telah melakukan asesmen.
Menurut Antony, Asesmen merupakan
istilah umum yang didefinisikan sebagai sebuah proses yang ditempuh untuk
mendapatkan
informasi yang digunakan dalam rangka membuat keputusan-keputusan mengenai para
siswa, kurikulum, program-program, dan kebijakan pendidikan, metode atau
instrumen pendidikan lainnya oleh suatu badan, lembaga, organisasi atau
institusi resmi yang menyelenggarakan suatu aktivitas tertentu.
Selanjutnya asesmen adalah proses yang
berlangsung terus-menerus. Asesmen lebih dari sekadar memberikan tes atau
memberikan nilai. Asesmen adalah segala sesuatu yang dilakukan guru untuk
mengetahui apakah siswa-siswanya belajar.
Dapat disimpulkan bahwa
asesmen perkembangan anak usia dini adalah suatu proses yang sistematik
meliputi pengumpulan, pengondisian, penafsiran, penganalisisan, dan pemberian
keputusan tentang perkembangan anak usia dini. Asesmen perkembangan anak usia
dini dilaksanakan untuk mengetahui dan mendeskripsikan perkembangan anak usia
dini yang terjadi sebagai akibat adanya kegiatan yang diberikan.
b.
Tujuan
Asesmen untuk Anak Usia Dini
Menurut Sujiono dan Sujiono tujuan
asesmen anak usia dini adalah sebagai berikut:
1)
Mendeteksi perkembangan
dan arahan dalam melakukan penilaian diagnostik ketika terindikasi, yang
meliputi deteksi tentang kesehatan anak usia dini, kepekaan indra, bahasa,
motorik kasar, motorik haluus, dan perkembangan sosial emosional.
2)
Mengidetifikasi minat
dan kebutuhan anak usia dini.
3)
Menggambarkan kemajuan
perkambangan dan kemajuan anak usia dini.
4)
Mengembangkan
kurikulum.
5)
Memperbaiki dan
mengembangkan kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan dak
kebutuhan dengan anak usia dini.
6)
Mengasesmen program dan
lembaga (akuntabilitas program dan lembaga).
Sedangkan menurut Waseso tujuan diadakan
evaluasi pada anak usia dini adalah untuk melihat sejauh mana keefektivitasan
keseluruhan program yang telah dilaksanakan. Kemudian untuk mengambil keputusan
dengan bijak, mengatasi dilema, memberikan alasan keputusannya dan bisa
menerangkan kepada orang lain akan program yang dilaksanakan.
c.
Kegunaan
Asesmen untuk Anak Usia Dini
Hasil
asesmen perkembangan anak usia dini dapat digunakan untuk keperluan
administratif, kegiatan pembelajaran, bimbingan dan konseling serta penelitian.
1)
Untuk kegunaan
administrasi, hasil asesmen dapat digunakan untuk laporan perkembangan dari
berbagai bidang yaitu kognitif, bahasa, fisik motorik, sosial emosial, perilaku
(pembiasaaan moral dan sikap beragama,
disiplin). Selanjutnya juga digunakan untuk mengetahui minat, kecakapan
khuusus, sebagai laporan tertulis kepada orang tua tentang perkembangan anak
serta untuk memberikan laporan secara periodik tentang kemajuan lembaga pada
pihak-pihak yang terkait.
2)
Untuk kegunaan kegiatan
pembelajaran, hasil asesmen dapat diguunakan untuk kepentingan pembelajaran
atau kegiatan belajar dan bermain yakni meberikan data yang dapat digunakan
untuk memperbaiki dan mengembangkan pembelajaran, serta mengidentifikasi
perkembangan anak selama mengikuti pembelajaran.
3)
Untuk kegiatan
diagnostik, hasil asesmen dapat digunakan dalam bimbingan dan konseling,
menganalisis berbagai permasalahan anak.
4)
Untuk kegunaan
penelitian, hasil asesmen dapat digunakan untuk bahan penelitian terkait
perkembangan.
d.
Prinsip-prinsip
Asesmen pada
Anak Usia Dini
Untuk memperoleh penggambaran nilai yang sebenarnyan dari anak, guru
hendaknya memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) Menyeluruh
2)
Penilaian
hendaknya dilakukan terhadap proses maupun hasil kegiatan anak. Penilaian
proses dilakukan dengan melihat bagaimana anak melakukan aktivitas untuk
memperoleh hasil dari sejak awal hingga diperoleh hasil tersebut.
3) Berkesinambungan
4)
Penilaian
dilakukan secara berencana, bertahap dan terus menerus. Hal tersebut dilakukan
agar informasi yang diperoleh betul-betul berasa dari gambaran perkembangan
hasil belajar anak sebagai hasil didik dari kegiatan pelaksanaan program.
5) Berorientasi pada proses dan tujuan
6) Penilaian berorientasi pada tujuan dan
proses dan pertumbuhan dan perkembangan anak yang mengacu tujuan dari
pengembangan kurikulum.
7) Objektif
8) Penilaian objektif adalah penilaian yang
dapat memberikan informasi yang sebenar-benarnya tentang kemampuan objek atau
perubahan pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak.
9) Mendidik
10) Hasil penilaian harus dapat membina dan
mendorong timbulnya keinginan anak untuk meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangannya.
11) Kebermaknaan
12) Hasil penilaian harus memiliki makna
bagi orang tua, anak didik, dan pihak lain yang berkepentingan dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak.
13) Kesesuaian
14) Penilaian menunjukkan kesesuaian antara
hasil atau nilai yang diperoleh anak dan apa yang dilakukan atau diajarkan guru.
B.
APLIKASI DALAM PENDIDIKAN DI PAUD
Secara garis besar
bentuk aplikasi asesmen dalam pendidikan anak usia dini dikelompokkan menjadi
dua yaitu tes dan non tes. Pembentukan asesmen yang digunakan selalui diiringi
dengan penentuan penggunaan alat pengumpul data penilaian.
1.
Tes
Tes terbagi menjadi dua jenis yaitu tes standar dan tes buatan guru. Tes standar terdiri dari
inteligensi, minat, bakat, kepribadian, atau yang lainnya. Penggunaan tes
standar dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kualifikasi (persyaratan kemampuan).
Kalau guru ingin mengetahui potensi yang berhubungan dengan inteligensi atau
lainnya, guru perlu meminta bantuan ahlinya (psikologi anak). Guru hanya
menggunakan hasil tes untuk lebih mengenali anak.
Tes
buatan guru dapat dihasilkan oleh guru, termasuk guru TK. Menurut Soemiarti,
dalam mengembangkan tes ini guru harus memilih secara cermat butir-butir
pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai.
Pada TK, tes juga digunakan
untuk memantau capaian belajar anak. Penggunaan tes di TK lebih dikenal dengan
tes informal. Tes informal pada dasarnya sama dengan tes buatan guru yang lain.
Pelaksanaan tes diberikan dalam waktu, tempat dan situasi yang tidak mengikat.
Contoh
tes untuk anak usia dini :
Guru membagikan lembar kerja dengan satu
gambar di dalam kolom-kolom dengan jumlah yang berbeda-beda. Anak dapat
menuliskan angka seperti yang diminta pada lembar kerja tersebut. Bila cara ini
dipilih maka kemampuan yang diukur tidak hanya kemampuan kognitif saja, tetapi
juga kemampuan bahasa, dan kemampuan menulis.
2.
Nontes
Selain tes bentuk asesmen yang lain
adalah nontes, asesmen ini digunakan dengan bantuan alat-alat penilaian nontes.
Alat penilaian nontes banyak jenisnya antara lain:
a.
Pemberian
tugas
Pemberian tugas adalah satu cara
penilaian yang dilakukan dengan memberikan tugas-tugas tertentu sesuai dengan
kemampuan yang diungkap. Penilaian dengan cara ini dapat digunakan dengan cara
melihat hasil kerja anak dan cara anak mengerjakan tugas. Guru menilai dengan
cara melihat aktivitas anak menyelesaikan tugas, guru dapat menggunakan tahapan
atau langkah-langkah penyelesaian tugas sebagai rambu-rambu penilaian.
Contoh format
penilaian pemberian tugas
Nama :
Usia :
No
|
Hari/Tanggal
|
Jenis
Penugasan
|
Aspek
Penugasan
|
Hasil
|
1
|
Senin,
12 Januari 2015
|
Membuat Teh Manis
|
- Persiapan
bahan dan alat yang digunakan
- Proses
membuat teh manis sendiri
|
Dapat membuat teh
manis dengan benar
|
2
|
|
|
|
|
b.
Percakapan
Percakapan adalah penilaian yang
dilakukan melalui percakapan atau cerita antara anak dan guru atau antara anak
dan anak. Percakapan dalam rangka penilaian dapat dilakukan guru dengan sengaja
dan topik yang dibicarakan juga sesuai dengan tema kegiatan pelaksanaan program
pada saat itu. Ada dua macam percakapan dalam rangka penilaian yang dapat
dilakukan yaitu:
1)
Penilaian percakapan
yang berstruktur.
Percakapan dilakukan dengan sengaja oleh
guru dengan mengguanakan waktu khusus dan menggunakan pedoman walau sederhana.
Contoh dari kemampuan yang dinilai dengan cara ini antara lain; berdo’a,
menirukan kembali ucapan guru, membaca sajak/puisi atau pantun, bernyanyi,
mengenal kata-kata yang menunjukkan posisi, menyebutkan sebanyak-banyaknya nama
benda yang mempunyai sifat tertentu, mengucapkan nada dengan suku kata tertentu,
menyatakan rasa, dan menceritakan tentang percobaan yang telah dilakukan.
2)
Penilaian percakapan
yang tidak berstruktur.
Percakapan dilakukan antara guru dan
anak tanpa persiapan, dimana saja, kapan saja, dan sedang melakukan kegiatan
lain. Biasanya dilakukan saat jam istirahat atau saat sedang menunggui anak
mengerjakan tugasnya. Cara penilaian ini dilakukan apabila guru ingin melihat
kemampuan anak bercakap-cakap secara bebas dan luas. Selain itu, bisa juga
karena guru belum dapat mengetahui kemampuan anak bercakap-cakap dalam suasana
yang ditentukan.
Contoh kemampuan yang diungkap dengan
cara anatar lain; mengucapkan salam saat bertemu, berdo’a sebelum dan sesudah
memulai kegiatan, mengenalkan identitas diri, menggunakan dan menjawab
pertanyaan apa, mengapa, dimana, berapa, dan bagaimana, berbicara dengan
kalimat sederhana, bercerita tentang kejadian sekitarnya, memberikan informasi
tentang sesuatu hal, menggunakan kata ganti aku atau saya, dan menyebut alamatt
rumah.
c.
Observasi
(pengamatan)
Observasi adalah
cara pengumpulan data untuk mendapatkan informasi melalui pengematan langsung
terhadap sikap dan perilaku anak. Untuk kepentingan tersebut, diperlukan
pedoman yang mengacu pada indikator yang telah ditetapkan.
Contoh Format Observasi:
OBSERVASI
Nama anak : …………………………………….
Kelompok : …………………………………….
Semester / Tahun Ajaran : …………………………………….
Indikator : ……………………………………
No.
|
Tanggal
|
Kegiatan Pembelajaran
|
Aspek Yang Dinilai
|
Hasil Pengamatan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jakarta,
Januari 2015
GURU
PAUD
Observasi sebagai alat
penilaian haru dilakukan sesuai dengan tujuan pendidikan dalam setiap bidang
pengembangan, direncanakan secara sistematis, dicatat dan dipilah sesuai dengan
tujuan pendidikan dalam setiap bidang pengembangan, valid, reliabel dan teliti,
serta dapat dikuantifikasikan.
Menurut cara dan
tujuannya, observasi dapat dibedakan sebagai berikut:
1.
Pengamatan
partisipatif, ketika pengamat terlibat dalam kegiatan subjek yang diamati.
2.
Pengamatan sistematis,
ketika sebelumnya telah diatur suatu struktur yang berisikan unsur-unsur
tertentu yang hendak diamati. Apabila terjadi ketidakteraturan dilakukan dengan
pengamatan tidak sistematis.
3.
Pengamatan
eksperrimental adalah pengamatan yang dilakukan secara nonpartisipatif tetapi
sistematis, hal ini dilakukan untuk mengetahui perubahan-perubahan dan
gejala-gejala sebagai akibat dari sesuatu yang disengaja.
d.
Catatan
Anekdot
Catatan anekdot
merupakan salah satu bentuk pencatatan (kumpulan catatan) tentang gejala
tingkah laku yang berkaitan dengan sikap dan prilaku anak yang khusus, baik
yang positif maupun yang negatif. Selanjutnya menurut Sujiono dan Sujiono
catatan anekdot yang harus dilakukan pengamat adalah mencatat kejadian-kejadian
khusus yang dilakukan atau dialami anak usia dini. untuk itu, penulisan catatan
anekdot dibuat secepatnya setelah pengamatan. Pengamat mencatat secara teliti
apa dan bagaimana kejadiannya bukan bagaimana menurut pengamat. Penggunaan
catatan anekdot banyak memberi keuntungan kepada guru. Keuntungan menggunakan
catatan anekdot tersebut adalah:
1.
Pengamatan dapat
bersifat terbuka. Pengamat dapat mencatat apa saja tentang apa yang dilihatnya
tanpa dibatasi hanya satu macam perilaku khusus.
2.
Pengamat dapat
menangkap hal-hal yang tak terduga pada saat kejadian, pencatatan dilakukan
nanti setelah pembelajaran usai, sehingga tidak mengganggu aktivitas guru.
3.
Pengamat dapat melihat
dan mencatat tingkah laku khusus dan mengabaikan perilaku yang lain.
Contoh format catatan anekdot (individu):
Nama siswa :
.............................. Kelas :
.............................
|
||
Tempat/Tanggal
|
Kejadian
|
Komentar/interpretasi
|
|
Pencatat/pengamat:
.............................
|
|
Contoh format catatan anekdot (kelompok):
Semester :
Tahun Ajaran :
Tempat/
Tanggal
|
Peristiwa/
kejadian
|
Komentar
interpretasi
|
Pencatat
|
Keterangan
|
|
|
|
|
|
Catatan
:
Anekdot
diatas untuk kelompok/kelas. Dalam jalur kejadian dicatat kejadian yang
menonjol mengenai anak-anak pada waktu pengamatan yang berkenaan apa yang
dilakukannya, diucapkannya atau gerak geriknya. Dalam lajur komentar diisi
komentar dari pencatat bila perlu. Lajur tersebut tidak selalu harus diisi. Terakhir
tuliskan nama pencatat atau pembuat anekdot.
e.
Running Record
Catatan ini
memuat kejadian secara perinci dan berururtan.
Pengamat mencatat semua kejadian terus-menerus yang dilakukan
anak.Keuntungan dari running record:
1.
Merupakan catatan yang
lengkap dan menyeluruh, tidak terbatas pada peristiwa tertentu
2.
Merupakan catatan yang
terbuka, yang dapat mengamati apa saja tanpa spesifikasi pada prilaku khusus
3.
Tidak membutuhkan
pengamat yang memiliki keterampilan khusus, karena itu sangan berguna bagi guru
kelas.
Berikut
ini contoh format running record
Running Record
Nama Anak :
Usia :
Tanggal
:
Pengamat
:
tempat :
Waktu :
|
|
Observasi
|
Komentar
|
|
|
|
|
|
|
|
|
f.
Catatan
specimen
Catatan specimen
hampir sama dengan running record
tetapi catatan sepecimen dilakukan dengan lebih perinci. Pengamat yang membuat
catatan specimen bukan orang yang terlibat dalam kegiatan kelas. Catatan
specimen ditulis secara naratif prilaku atau peristiwa yang terjadi berdasarkan
kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Pedoman dalam melakukan pencatatan
specimen adalah sebagai berikut:
1.
Catat fakta-fakta saja
2.
Catat segala sesuatu
secara perinci tanpa menghilangkan apapun
3.
Jangan
menginterpretasikan selama melakukan pengamatan
4.
Jangan mencatat apapun
yang tidak kita lihat dan kita dengar
5.
Gunakan kata-kata
deskriptif bukan labelling/interpretasi
6.
Catat fakta-fakta yang
terjadi sesuai dengan urutan kejadiannya.
g.
Time Sampling
Time sampling memerlukan
pengamatan yang menunjukkan kekerapan suatu perilaku terjadi. Perilaku harus
terjadi sering (paling sedikit sekali setiap 15 menit). Time sampling dilakukan untuk mengamati perilaku khusus dari
seorang anak atau kelompok dan mencatat ada atau tidaknya perilaku tersebut
dalam interval waktu yangg sudah ditentukan untuk diamati. Pengamat harus
mempersiapkan dirii untuk memanfaatkan waktu yang telah terjadwal, dan
menentukan jenis perilaku yang akan diamati, interval waktuu yang digunakan,
dan bagaimana dia mencatat ada atau tidak adanya perilaku tersebut. Misalnya;
perilaku semacam berbicara, memukul atau menangis dapat diamati dan dihitung
dengan mudah. Perilaku memecahkan masalah tidak dapat diamati menggunakan
bentuk penilaian ini karena perilaku seperti itu tidak jelas bagi pengamat dan
tidak dapat dihitung dengan mudah.
h.
Even Sampling
Even sampling adalah
suatu bentuk asesmen yang memberikan kesempatan kepada pengamat untuk menunggu
dan kemudian mencatat perilaku khusus yang sudah dipillih lebih dahulu. Even sampling digunakan untuk
mempelajari kondisi dimana perilaku tertentu terjadi atau seringg terjadi. Jika
time sampling digunakan untuk
mengamati perilaku anak dalam interval waktu tertentu, sebaliknnya even sampling untuk mengamati perilaku
yang tidak sering.
Pengamat
terlebih dahulu perlu menentukan perilaku yang ingin diamati, kemudian
mempersiapkan setting yang memungkinkan perilaku itu muncul dan akan digunakan
untuk mengamati perilaku tersebut. Pengamat perlu mengambil posisi yang nyaman
bagi dia untuk mengamati, menunggu sampai muncul perilaku tersebut dan
mencatatnya. Pencatatan dapat dilakukan dalam berbagai cara, tergantung dari
tujuan pengamatan.
i.
Skala Penilaian (Rating Scale)
Skala bertingkat
juga sering digunakan untuk melakukan penilaian pada pendidikan anak usia dini.
Skala penilaian memuat daftar kata-kata atau persyaratan mengenai tingkah laku,
sikap, dan atau kemampuan peserta didik. Skala penilaian bisa berbentuk
bilangan, huruf, dan ada yang berbentuk uraian.
Skala penilaian
yang berbentuk bilangan terdiri dari pernyataan atau kata atau lainnya dan di
sebelahnya disediakan bilangan tertentu misalnya 1 sampai 5. Pengamat tinggal
memberi tanda cek (v) pada kolom salah satu perilaku yang muncul dan lajur
skala atau angka yang diamati. Skala
berbentuk uraian juga terdiri dari pernyataan atau bentuk kemampuan di satu
sisi dan di sebelahnya disediakan kolom titik untuk diisi oleh pengamat dalam
bentuk kalimat.
Contoh skala bertingkat
:
Bentuk
skala penilaian bilangan
Kegiatan
belajar anak 1 2 3
Angka
1 berarti sangat rendah dan angka 5 sangat tinggi.
Skala
penilaian bentuk uraian
Bagaimana
usaha anak dalam menyelesaikan pekerjaan
… 1, lamban, kurang berusaha.
… 2, sering tidak menyelesaikan
pekerjaan.
… 3, rajin, dan kadang-kadang lebih dari
yang diharapkan.
… 4, rajin sekali, dan
selalu lebih dari yang diharapkan.
...
5, sangat rajin, selalu lebih ddari yang diharapkan.
j.
Portofolio
Dalam kegiatan pelaksanaan program TK,
portofolio dianggap tepat digunakan sebagai alat penilaian. Phopham menjelaskan
bahwa Portofolio adalah pengumpulan pekerjaan seseorang secara sistematik.
Lebih lanjut Cizek mengemukakan Portofolio adalah pengumpulan informasi tingkat
tinggi yang berkenaan dengan kemajuan belajar anak, sehingga guru dapat lebih
cermat menilai murid dan penilaian lebih erat kaitannya dengan pembelajaran.
Portofolio akan memberikan informasi
yang menyeluruh tentang sikap dan perilaku anak dalam belajar serta
keterccapaian perkembangan belajar anak dalam kurun waktu tertentu. Bisa satu bulan,
tiga bulanan atau semesteran.
DAFTAR
PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Mulyasa. 2012. Manajemen
PAUD. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Purwanto. 2011. Evaluasi
hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Santrock, John W. 2009. Psikologi Pendidikan. Buku 2. Jakarta: Salemba Humanika.
Sudjana, Nana. 2010. Penilaan Hasil Proses Belajar mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sugiono., Nurani, Yuliani
& Sujiono, Bambang.
2010. Bermain Kreatif Bersasis Jamak.
Jakarta: Indeks.
Uno, Hamzah B & Satria Koni. 2012. Assessment Pembelajaran. Jakarata:
Bumi Aksara.
Waseso, Iksan. 2008. Evaluasi Pembelejaran TK. Jakarta: Universitas Terbuka.
Yus, Anita. 2011. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak. Jakarta:
Kencana
Komentar
Posting Komentar